MALANG, KOMPAS.com - Limbah tongkol jagung yang kerap diabaikan berhasil diubah menjadi pupuk organik cair bernilai guna di tangan Fitria Rekno Sari, seorang mahasiswi Teknik Kimia Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang.
Inovasinya ini tidak hanya menawarkan solusi bagi masalah lingkungan, tetapi juga mengantarkannya meraih predikat lulusan terbaik program studi dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,75.
Penelitian Fitria berawal dari keprihatinannya melihat melimpahnya limbah tongkol jagung di desanya di Pasuruan, Jawa Timur, yang seringkali hanya berakhir dibuang atau dibakar.
Dengan tekad kuat, ia mengangkat potensi limbah tersebut menjadi topik utama dalam skripsinya.
"Saya ingin memanfaatkan limbah yang ada di desa saya. Selama ini tongkol jagung hanya dibuang dan dibakar begitu saja," ungkap Fitria pada Jumat (26/9/2025).
Di bawah bimbingan dosen Harimbi Setyawati, Fitria mengembangkan formula pupuk dengan mengolah cacahan tongkol jagung yang telah dikeringkan.
Ia melakukan serangkaian percobaan dengan 15 variabel berbeda, di mana bahan utama tersebut difermentasi dengan menambahkan dedak sebagai nutrisi, gula merah sebagai sumber energi, dan larutan EM4 sebagai aktivator mikroorganisme.
"Hasil terbaik didapat dari proses fermentasi selama 30 hari dengan komposisi EM4 yang lebih banyak. Pupuk yang dihasilkan memiliki pH yang cenderung asam, sehingga sangat cocok untuk diaplikasikan pada tanaman hias," jelasnya.
Di balik kesuksesannya, Fitria merupakan penerima beasiswa Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah. Dukungan finansial ini, ditambah dorongan kuat dari kedua orangtuanya, Suko, yang bekerja sebagai pekerja konstruksi, dan Suliyati, menjadi pilar penting yang memungkinkannya fokus menempuh pendidikan tinggi.
Dedikasinya di bidang Teknik Kimia tidak terbatas pada skripsi. Selama kuliah, Fitria juga menyelesaikan proyek perancangan pabrik dietil eter berkapasitas 50.000 ton per tahun.
Pengalamannya semakin lengkap dengan perannya sebagai Asisten Laboratorium Komputasi Teknik Kimia dan kesempatan magang di PT Petrokimia Gresik. Ia terlibat langsung dalam proses produksi asam sulfat.
Di luar akademik, ia aktif berorganisasi di Himpunan Mahasiswa Teknik Kimia (HMTK) dan Himpunan Mahasiswa Pencinta Alam (Himakpa).
Kini, dengan bekal ilmu dan pengalaman praktis, Fitria membidik karir di bidang Quality Control (QC) Laboratorium dan Analisis In-Process Control (IPC).
Ia optimistis keterampilan analisis, pemecahan masalah, serta penguasaan perangkat lunak industri seperti Aspen Hysys dan Matlab akan membawanya berkontribusi secara nyata di dunia kerja.
https://surabaya.kompas.com/read/2025/09/26/123729978/inovasi-pupuk-dari-tongkol-jagung-antarkan-mahasiswi-itn-malang-jadi