Salin Artikel

Sinkhole Kecil di Kota Malang Diduga Imbas Kebocoran Pipa PDAM

Rembesan air, yang diduga kuat berasal dari kebocoran pipa Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) disebut sebagai pemicu utama insiden yang terjadi pada Kamis (18/9/2025) itu.

Kepala Bidang Bina Marga DPUPRPKP Kota Malang, Kristiyan Bagus Muryanto menegaskan bahwa langkah perbaikan di lokasi telah tuntas dilaksanakan.

"Sudah ditangani," ujarnya secara singkat saat dikonfirmasi pada Jumat (19/9/2025).

Kristiyan meluruskan bahwa titik sinkhole kali ini merupakan lokasi baru dan berbeda dari lubang yang pernah diperbaiki pada tahun sebelumnya.

"Ini beda (titik) dari tahun lalu. Yang tahun lalu berada di sebelah timurnya lagi," katanya. 

Saat ditanya mengenai penyebabnya, ia menyatakan bahwa amblesnya tanah dipicu oleh rembesan air. "Kemungkinan besar dari (kebocoran pipa) PDAM," ucap Kristiyan.

Menanggapi fenomena sinkhole yang beberapa kali terjadi di Kota Malang, Dosen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Alik Ansyori Alamsyah menyampaikan bahwa penyebabnya bisa sangat beragam dan kompleks.

"Permasalahannya tidak selalu sama. Ada yang disebabkan oleh aliran air bawah tanah yang menggerus tanah dasar jalan, namun ada pula yang pemicunya adalah kondisi tanah itu sendiri yang memang buruk," ucap Alik.

Menurutnya, sinkhole yang disebabkan oleh faktor alam murni seperti aliran air bawah tanah memang sulit untuk diantisipasi.

Namun, jika penyebabnya adalah struktur tanah dasar yang tidak stabil, langkah-langkah teknis seperti stabilisasi tanah dapat menjadi solusi preventif.

Lebih lanjut, Alik menyoroti faktor eksternal lain yang bisa memicu sinkhole, seperti adanya pekerjaan konstruksi berat di sekitar lokasi.

"Kadang-kadang penyebabnya karena ada pekerjaan berat seperti pemancangan fondasi, yang getarannya dapat menyebabkan runtuhnya tanah dasar di sekitarnya," ucapnya. 

Untuk meminimalisasi risiko di masa depan dan menjamin keselamatan pengguna jalan, Alik menyarankan Pemerintah Kota Malang untuk mengambil langkah-langkah strategis dan proaktif.

"Perlu ada pendataan komprehensif mengenai daerah mana saja yang memiliki karakteristik tanah dasar yang jelek. Di area-area tersebut, perlu dilakukan stabilisasi sebelum terjadi sinkhole," katanya.

Selain itu, ia menekankan pentingnya pemetaan aliran air bawah tanah serta pengawasan ketat terhadap infrastruktur vital seperti pipa PDAM.

Langkah antisipatif ini dianggap penting untuk mencegah kejadian serupa yang dapat membahayakan publik secara tiba-tiba.

"Yang paling penting adalah harus ada kontrol rutin terhadap pipa PDAM. Jika ada kebocoran, sekecil apa pun, harus segera tertangani. Ini untuk mencegah air merembes dan terus-menerus menggerus tanah dasar hingga akhirnya ambles," ujar dia. 

https://surabaya.kompas.com/read/2025/09/19/154810878/sinkhole-kecil-di-kota-malang-diduga-imbas-kebocoran-pipa-pdam

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com