Kepala Dinas Koperasi, UMKM, dan Perindag Sumenep, Moh Ramli, menyebut ada 105 koperasi yang diprioritaskan.
"Koperasi yang mendapat prioritas, berada di desa dengan status mandiri," kata Ramli kepada Kompas.com, Jumat (19/9/2025).
Ramli menegaskan, pihak bank saat ini sudah menunggu pengajuan dari koperasi desa.
Sebanyak 105 koperasi tersebut tersebar di 27 kecamatan, baik di daratan maupun kepulauan.
Pinjaman ini, tambah Ramli, disalurkan melalui Bank Negara Indonesia (BNI) selaku Himbara yang ditunjuk di Sumenep.
"Bagi koperasi yang berminat, perlu menyiapkan proposal lengkap dengan kajian bisnisnya," ungkap Ramli.
Proposal itu kemudian diserahkan ke kepala desa untuk dimusyawarahkan bersama warga desa.
Hasil musyawarah desa akan menjadi dasar resmi pengajuan pinjaman.
Sebelumnya, setelah sekitar dua bulan diluncurkan, program Koperasi Merah Putih di Kabupaten Sumenep masih jalan di tempat.
Hingga kini, mayoritas koperasi yang terbentuk vakum karena pengurus dan anggota tidak tahu cara memulai usaha tanpa modal.
Ketua Koperasi Merah Putih Desa Batu Putih Laok, Aswan (53), mengaku tidak melakukan apa-apa karena koperasi yang dipimpinnya sama sekali tidak memiliki modal.
“Masa mau keluarkan uang pribadi, kan nggak mungkin. Andai ada bantuan, minimal Rp10 juta, mungkin bisa mencari cara membuka usaha,” kata Aswan kepada Kompas.com, Kamis (18/9/2025) kemarin.
https://surabaya.kompas.com/read/2025/09/19/143613178/105-desa-di-sumenep-diprioritaskan-dapat-pinjaman-untuk-koperasi-merah