Menanggapi insiden tersebut, pihak sekolah kini memperketat pengawasan sebelum makanan dibagikan kepada siswa.
Kepala SMAN 3 Bangkalan, Hendrik Dewantara, mengungkapkan bahwa setelah kejadian tersebut, pihaknya semakin ketat melakukan pengecekan terhadap menu MBG yang diterima setiap hari.
"Kami sebelumnya memang sudah ada standart operating procedure (SOP) untuk melakukan pengecekan MBG melalui dua sampel porsi tiap MBG tiba di sekolah," ujarnya pada Jumat (19/9/2025).
Hendrik menambahkan, untuk mencegah terulangnya insiden serupa, semua wali kelas diinstruksikan mengecek setiap makanan yang diantar ke kelas mereka.
"Supaya mencegah hal serupa terjadi, sekarang wali kelas kami minta mengecek kembali sebelum MBG dibagikan ke siswa di tiap kelas," imbuhnya.
Selain itu, pihak sekolah juga meminta setiap ketua kelas membantu pengecekan dan mendorong siswa agar proaktif melaporkan jika menemukan kejanggalan dalam menu MBG yang dibagikan.
"Kami minta siswa segera lapor jika menemukan makanan basi atau tidak layak makan. Sehingga kami bisa langsung tarik dan kembalikan ke dapur," ujarnya.
Langkah-langkah ini diambil untuk menjaga kesehatan siswa, terutama mengingat maraknya kasus keracunan akibat MBG di berbagai wilayah.
"Ini sebagai langkah antisipasi kami untuk mencegah hal yang tidak diinginkan. Semoga tidak ada kejadian lagi setelah ini," ungkap Hendrik.
Pasca-insiden tersebut, Hendrik memastikan bahwa distribusi MBG dilanjutkan keesokan harinya dengan menu yang berbeda dan dalam kondisi baik.
"Itu kejadiannya hanya sekali, setelah itu menunya bagus. Anak-anak suka semua," pungkasnya.
Sebelumnya, enam sekolah di Bangkalan juga melaporkan penemuan lauk MBG yang basi, berupa daging olahan dengan bumbu saus tiram, yang mengeluarkan bau menyengat.
Akibatnya, sebanyak 3.275 porsi MBG dikembalikan ke dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
https://surabaya.kompas.com/read/2025/09/19/113408278/usai-temuan-mbg-basi-sman-3-bangkalan-minta-wali-kelas-cek-makanan-dan