Ini dilakukan setelah insiden belasan siswa SMA Negeri 2 Lamongan, Jawa Timur keracunan setelah makan bersama di sekolah, Rabu (17/9/2025).
Belum dipastikan apakah mereka keracunan menu MBG atau tidak. Kendati demikian, monitoring SPPG dilakukan sebagai langkah antisipasi.
"Saya minta kepada seluruh camat dan Forkopimcam untuk melakukan monitoring kepada seluruh SPPG yang ada di wilayahnya masing-masing, agar dipantau apakah sudah sesuai dengan standar operasional yang ada dan laporkan kepada Satgas MBG," ujar Yuhronur Efendi, Kamis (18/9/2025).
Terkait insiden keracunan di SMA Negeri 2 Lamongan, pria yang akrab disapa Pak Yes ini tengah menunggu hasil pemeriksaan yang dilakukan.
Ia menyatakan siap melakukan evaluasi bila hasil pemeriksaan sudah didapat.
"Khusus yang di SMA 2 kemarin, kita akan lakukan evaluasi setelah melihat penyebabnya," ucap Pak Yes.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Lamongan tengah menelusuri penyebab keracunan.
Kepala Dinkes Lamongan dr Chaidir Annas ikut bersama tim meninjau langsung SMAN 2 Lamongan untuk mengambil sampel guna dilakukan uji laboratorium dan mencari sumber penyebab keracunan para pelajar.
"Kami memeriksa lingkungan sekolah, juga pengambilan sampel air dan makanan di kantin. Infonya kita dapat dari rumah sakit, kita turunkan tim. Kita tetap memantau perkembangan terus, setelah itu mengawasi untuk tempat yang sekiranya mungkin perlu diawasi," ujar dr Chaidir Annas.
Setelah mengambil sampel di SMAN 2 Lamongan, rombongan tim Dinkes bergegas menuju ke RSI Nasrul Ummah.
Sebab, masih ada dua pelajar yang dirawat akibat keracunan.
https://surabaya.kompas.com/read/2025/09/18/200721278/pelajar-sman-2-lamongan-keracunan-bupati-instruksikan-camat-monitoring-sppg