Salin Artikel

Dari Tribun Kanjuruhan ke Lapangan, Anak-Anak Rasakan Mimpi Bersama Arema FC

Laga antara Arema FC melawan Dewa United memang berakhir dengan kekecewaan bagi tuan rumah.

Arema FC kalah tipis 1-2 di hadapan ratusan Aremania di Stadion Kanjuruhan Kepanjen, Kabupaten Malang, Sabtu (13/9/2025) lalu.

Namun di balik hasil itu, ada cerita indah yang tidak kalah berharga, tentang mimpi anak-anak yang untuk pertama kalinya merasakan atmosfer sepak bola profesional dari dekat.

Sejumlah siswa Dendi Santoso Soccer School (DSSS) mendapat kesempatan menjadi player escort, menggandeng para pemain Arema FC dan Dewa United saat masuk lapangan.

Dengan bangga, mereka berdiri sejajar dengan bintang-bintang sepak bola kasta tertinggi Indonesia.

Seolah sedang mengintip masa depan yang selama ini diimpikan.

Bagi Vivi Santoso, perwakilan dari DSSS, momen ini bukan sekadar seremoni sebelum pertandingan. Karena secara kebetulan Arema FC membuka ruang dan kesempatan untuk sekolah sepak bola dari klub untuk menjadi bagian player escort.

"Ketika disampaikan ke wali, anak-anak antusias, ya akhirnya sama nonton bareng juga," katanya kepada Kompas.com.

Kebahagiaan tidak hanya dirasakan anak-anak, para orang tua pun larut dalam suasana stadion.

Sebab banyak hal yang bisa didapatkan saat berada di tribun untuk para siswa DSSS dan orang tua.

"Komentar dari orang tua siswa rata-rata mereka bilang senang, karena stadionnya bagus, aman untuk anak-anak. Bisa buat stress release, bisa teriak-teriak memberikan dukungan, ditambah berkesempatan bertemu dengan pemain-pemain bola profesional dan bintang-bintang timnas,” ujar Vivi Santoso.

Apalagi usai laga anak-anak biasa merasakan lebih dekat dengan pemain saat memasuki lorong stadion.

Mereka berteriak memanggil nama-nama pemain Aema FC maupun Dewa United sambil berebut salaman.

Tidak sedikit yang mendapatkan tanda tangan dari pemain idolanya.

"Harapannya bisa menambah motivasi dari anak DSSS untuk lebih semangat lagi berlatih dan menambah gambaran bagaimana nantinya kalau menjadi pesepak bola saat sudah dewasa. Beberapa ada yang sudah semangat bisa bertemu pemain idolanya,” imbuhnya.

Sementara itu Munif Bagaskara Wakid, Manajer Bisnis Arema FC yang terlibat dalam program ini, menyebut pengalaman ini memang dirancang sebagai langkah awal memperkenalkan sepak bola profesional sejak dini.

“Untuk semua anak yang tertarik untuk menjadi player escort, kemarin kita bekerjasama dengan Dendi Santoso Soccer School. Jadi kita menggunakan anak didik mereka sebagai player escort," kata pria yang biasa disapa Munif itu.

"Tujuannya pengenalan sepak bola profesional ke anak usia dini, di sisi lain memberikan mereka experience untuk bisa masuk ke lapangan bareng pemain dan juga diliput televisi nasional,” ujarnya.

https://surabaya.kompas.com/read/2025/09/17/072513878/dari-tribun-kanjuruhan-ke-lapangan-anak-anak-rasakan-mimpi-bersama-arema-fc

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com