Salin Artikel

37 SD dan SMP Terdampak Banjir Bandang di Denpasar Bali, Tembok Roboh hingga Plafon Jebol

Dari data Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Kota Denpasar, sedikitnya 37 sekolah terdampak dengan berbagai kerusakan, mulai dari tembok roboh, plafon jebol, hingga aset sekolah terbawa banjir.

Selain itu, dua sekolah juga difungsikan sebagai posko pengungsian korban banjir yakni SDN 12 Pemecutan dan SDN 25 Pemecutan.

Untuk dampak, di wilayah Denpasar Utara, beberapa sekolah dilaporkan rusak cukup parah.

SDN 10 Peguyangan mengalami tembok jebol dengan ruang kelas tergenang banjir, sementara SDN 6 Peguyangan mengalami tembok roboh dan banjir yang masuk hingga ruang guru serta gudang.

Kondisi lebih buruk terjadi di SDN 11 Peguyangan yang terendam banjir setinggi kurang lebih 2 meter sehingga banyak aset sekolah rusak dan hanyut.

Selain itu, SDN 4 Peguyangan juga mengalami tembok jebol dengan banjir yang masuk ke gudang sekolah.

SDN 4 Ubung turut terdampak dengan plafon bocor dan banjir ringan. Di Denpasar Barat, SDN 4 Dauh Puri melaporkan buku dan sarana prasarana (sarpras) di gudang rusak berat akibat banjir.

SDN 22 Dauh Puri mengalami kerusakan tembok penyengker yang bolong di dekat sungai.

SD Candra Kasih, SD Tri Hita Alam, serta SD CHIS Denpasar harus melaksanakan kegiatan belajar mengajar (KBM) secara daring setelah ruang sekolah mereka terendam banjir.

Selain itu, sejumlah sekolah di Denpasar Barat mengalami kerusakan plafon, seperti SDN 23 Pemecutan, SDN 17 Pemecutan, SDN 9 Padangsambian, SDN 2 Padangsambian, SDN 6 Padangsambian, serta SDN 1 Pemecutan.

Bahkan, SDN 24 Pemecutan melaporkan tembok roboh dan pondasi yang amblas. Sementara SDN 15 Pemecutan, SDN 21 Dauh Puri, SDN 12 Dauh Puri, dan SDN 16 Pemecutan mengalami banjir yang merusak aset sekolah hingga sarpras.

SMPN 13 Denpasar dan SMP CHIS Denpasar juga terpaksa menggelar KBM daring akibat genangan banjir di area sekolah.

Dampak serupa juga melanda wilayah Denpasar Selatan yakni SDN 13 Sesetan, SDN 6 Sesetan, SDN 12 Sesetan, SDN 18 Sesetan, dan SDN 2 Sesetan melaporkan banjir masuk hingga merusak sarana prasarana.

Beberapa sekolah lainnya mengalami kerusakan plafon akibat hujan deras, antara lain SDN 7 Sesetan, SDN 1 Sesetan, serta SDN 14 Pedungan.

Tidak hanya itu, SDN 10 Sanur melaporkan halaman sekolah tergenang banjir, sedangkan SDN 4 Panjer mengalami kebocoran di ruang perpustakaan yang turut terendam banjir.

Sementara itu di Denpasar Timur, SDN 2 Penatih terdampak banjir dengan tembok jebol serta air masuk ke halaman sekolah.

SDN 5 Penatih mengalami kebocoran plafon hingga ruang kelas menjadi lembab.

Kabid SMP yang sekaligus Plt Kabid SD Disdikpora Denpasar, I Nyoman Suryawan mengatakan untuk pembersihan sudah dilakukan oleh warga sekolah.

"Guru-guru, siswa, komite dan dibantu berkoordinasi dengan desa/lurah setempat OPD terkait seperti BPBD, Damkar, DLHK dan lainnya sudah melakukan pembersihan," paparnya, Sabtu 13 September 2025.

Sementara untuk perbaikan dilakukan secara bertahap dengan berkoordinasi dengan Dinas teknis seperti PUPR. (sup)

Jadi Tempat Pengungsian

Per Sabtu, 13 September 2025, sebanyak 25 KK masih mengungsi di SDN 12 Pemecutan, Desa Pemecutan Kaja.

Dari 25 KK tersebut ada sebanyak 113 orang dan mereka merupakan warga yang terdampak banjir bandang Rabu 10 September 2025 lalu.

Salah seorang pengungsi, Nyoman Kariasa (65) mengaku kondisi pengungsian sangat layak. Dirinya juga mengaku bantuan yang diterima sangat mencukupi.

"Sudah bagus. Makan tiga kali kadang masih lebih. Pakaian, sudah lengkap," paparnya.

Hal yang sama juga diungkapkan pengungsi lain Umsia yang mengaku kebutuhan sudah tercukupi.

"Semua kebutuhan kami sudah tercukupi. Makan juga sudah," paparnya.

Wali Kota Denpasar, IGN Jaya Negara yang mengunjungi lokasi pengungsian mengatakan semua kebutuhan pengungsi sudah didistribusikan ke setiap posko.

Saat ini di Denpasar masih ada beberapa posko yakni di Kelurahan Ubung dua posko pengungsian, Kesiman, Kertalangu, Banjar Dakdakan Peguyangan, Pemecutan Kelod dan SDN 12 Pemecutan.

"Yang kertalangu kemarin sisa 8 KK. Sekarang sudah kembali karena rumah mereka sudah dibersihkan," paparnya.

Sementara untuk 25 KK pengungsi di SDN 12 Pemecutan akan dicarikan kos.

"Sudah ada donatur dari tokoh puri, Pak Turah Joko, beliau membantu mencarikan kos-kosan," paparnya.

Hal itu mengingat Senin, siswa di sekolah tersebut akan memanfaatkan untuk kegiatan belajar-mengajar.

Nantinya, bantuan yang sudah terkumpul, akan dibagi merata kepada pengungsi yang telah mendapat rumah kos.

Artikel ini telah tayang di Tribun-Bali.com dengan judul 37 SD dan SMP di Denpasar Bali Terdampak Banjir, Tembok Roboh hingga Plafon Jebol.

https://surabaya.kompas.com/read/2025/09/15/094415778/37-sd-dan-smp-terdampak-banjir-bandang-di-denpasar-bali-tembok-roboh-hingga

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com