Salin Artikel

Suasana Shalat Jenazah Massal Korban Kecelakaan Bromo di Halaman Parkir RSBS Jember, Penuh Air Mata

Suasana mendadak hening meski halaman hingga tepi jalan RSBS dipadati keluarga, teman korban, dan warga setempat.

Dari berbagai sudut, isak tangis para keluarga dan teman menyelimuti lokasi saat ambulans datang silih berganti dari Kabupaten Probolinggo pukul 21.30 WIB.

Mereka telah menunggu sejak maghrib.

Malam itu seolah menjadi momen berat bagi banyak warga Kabupaten Jember.

Tak hanya kehilangan keluarga, tapi juga teman, murid, rekan kerja, juga karyawan.

Sebanyak 15 ambulans membawa 15 korban luka berat serta sejumlah mobil yang memuat sejumlah korban lain langsung menuju halaman IGD.

Sedangkan 6 ambulans yang membawa 6 korban tewas berhenti di halaman parkir belakang RSBS.

Shalat jenazah 

Semua jenazah diturunkan dari ambulans lantas dishalatkan secara massal.

Pantauan Kompas.com, puluhan orang menggelar terpal dan mengadakan shalat jenazah di halaman parkir RS milik mantan Bupati Jember tersebut.

Tampak dosen UIN KH Achmad Siddiq Jember yang menjadi imam shalat jenazah.

Mantan rektor kampus itu, Professor Babun, pun turut ikut shalat jenazah.

Beberapa orang dari lantai 2 gedung RSBS turut mengintip dari balik jendela kaca.

Mereka ikut merapalkan tangan seolah mendoakan para korban meninggal.

"Kita sangat kehilangan, kita sangat berduka, yang datang dari Allah akan kembali kepada Allah," ucap Faida, Direkur Utama RSBS Jember, sebelum melepas ambulans yang membawa para jenazah ke rumah keluarganya.

Faida meminta kesaksian ratusan orang yang hadir bahwa para jenazah adalah orang baik sekaligus memintakan maaf jika korban memiliki kesalahan semasa hidup.

Dengan kompak, kerumunan masyarakat menyahuti bahwa benar para jenazah adalah orang baik.

"Atas nama keluarga besar Rumah Sakit Bina Sehat Jember mengaturkan dukacita kepada keluarga. Saya berharap hubungan kita tetap menjadi keluarga hingga dunia dan akhirat," ungkapnya.

Menurutnya, para karyawan yang meninggal dalam peristiwa nahas di jalan turunan di Jalan Raya Sukapura, Desa Boto, Kecamatan Lumbang, Kabupaten Probolinggo, itu telah menggunakan ilmu serta keterampilannya melayani pasien sebaik-baiknya.

"Semoga menjadi bekal untuk kau diterima di sisi Allah, selamat jalan," tutup Faida diikuti tangisnya yang pecah.

Para jenazah pun langsung dibawa ke rumah keluarganya masing-masing untuk dimakamkan.

Korban meninggal

Kecelakaan maut itu merenggut 8 nyawa, beberapa di antaranya karyawan RSBS.

Sebanyak 2 jenazah di antaranya langsung dibawa ke Madiun dan Ngawi sesuai permintaan keluarga.

Rombongan bus tersebut kecelakaan saat pulang berlibur dari Taman Nasional Gunung Bromo dalam rangka tasyakuran kelulusan S1.

Banyak di antara karyawan RSBS tersebut mengajak anggota keluarganya.

https://surabaya.kompas.com/read/2025/09/15/054127878/suasana-shalat-jenazah-massal-korban-kecelakaan-bromo-di-halaman-parkir

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com