Salin Artikel

Gembiranya Yesi, Gigi Goyang dan Berlubang Akhirnya dapat Pemeriksaan

Program ini dilaksanakan oleh 217 mahasiswa, koas, dosen, dan mahasiswa pertukaran pelajar dari Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Jenderal Achmad Yani (Unjani) Cimahi, Bandung, 4 hingga 6 September 2025.

Salah satu peserta, Yesianti (10), terlihat antusias saat menjalani pemeriksaan di SDN 1 Glagah.

"Gigi lubang dan goyang karena suka makan makanan manis. Anak saya senang giginya itu mau dicabut, alhamdulillah gratis," ujar ibunda Yesianti, Endang Sulastri, Kamis (4/9/2025).

Raut wajah Yesianti menunjukkan semangat, bukan ketakutan, karena ia berharap bisa terbebas dari rasa tidak nyaman akibat gigi yang sering mengganggu proses mengunyah makanan.

Rektor Unjani, Agus Subagyo, menjelaskan bahwa program ini merupakan bagian dari komitmen FKG Unjani memberikan sosialisasi, konsultasi, dan pelayanan kepada masyarakat yang membutuhkan.

"Kami hadir di sini untuk pengabdian kepada masyarakat," katanya.

Program Unjani Mengabdi, yang telah dilaksanakan sejak 2013, sebelumnya menjangkau berbagai wilayah di Indonesia, termasuk Lombok dan Belitung pada 2023 dan 2024.

Banyuwangi dipilih tahun ini karena perkembangan pesatnya, termasuk tingginya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan tata kelola pemerintahan yang baik.

Ketua pelaksana program Unjani Mengabdi 2025, Sultan Muhammad, mengungkapkan bahwa tren kasus gigi berlubang adalah yang paling umum ditemukan, terutama di kalangan anak-anak.

"Beberapa tahun belakangan, 90 persen kasus yang paling banyak ditemukan adalah gigi berlubang. Faktornya banyak, mulai dari pola makan, kandungan makanan, hingga kesadaran menjaga kebersihan gigi dan mulut," ujar Sultan.

Sultan juga mengakui bahwa kesadaran menjaga kesehatan gigi dan mulut masih minim di kalangan masyarakat, terutama anak-anak.

Oleh karena itu, program ini diharapkan dapat memberikan penyuluhan yang tepat agar anak-anak lebih sadar akan pentingnya menjaga kesehatan gigi.

Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, menambahkan bahwa kesehatan gigi jarang mendapatkan perhatian.

"Kami memulai dengan dokter gigi secara rutin bekerja sama dengan dinas pendidikan dan dinas kesehatan, memeriksakan kesehatan gigi dan mulut anak-anak (pelajar) kami," ujarnya.

Ipuk berharap program yang digelar Unjani di Banyuwangi dapat menjadi stimulus bagi pemerintah daerah untuk terus mempromosikan, mensosialisasikan, dan mengedukasi masyarakat tentang kesehatan gigi dan mulut.

"Kami bersyukur karena kami dibantu. Semoga berdampak pada perilaku kepedulian masyarakat untuk kesehatan gigi dan mulut," tandasnya.

https://surabaya.kompas.com/read/2025/09/04/204452278/gembiranya-yesi-gigi-goyang-dan-berlubang-akhirnya-dapat-pemeriksaan

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com