Salin Artikel

7 Perwakilan Organisasi Mahasiswa di Kota Malang Datangi Kantor DPRD, Sampaikan 10 Tuntutan

Pertemuan ini menegaskan pilihan dialog sebagai langkah awal, namun diiringi peringatan keras bahwa aksi jalanan akan menjadi opsi jika aspirasi mereka diabaikan.

Audiensi yang berlangsung di Gedung DPRD Kota Malang ini menjadi wadah bagi perwakilan mahasiswa dari KAMMI, PMII, GMNI, GMKI, PMKRI, KMHDI, dan Hikmahbudi untuk menyuarakan keresahan mereka secara langsung.

Mereka menuntut agar DPRD tidak hanya mendengar, tetapi bertindak sebagai jembatan efektif ke pemerintah pusat.

Perwakilan Cipayung Plus sekaligus Ketua Umum PD KAMMI Malang, Muhammad Aris Pratama berharap kehadiran Cipayung Plus bukan hanya formalitas semata.

Pihaknya ingin 10 tuntutan yang ada dapat ditindaklanjuti atau tidak hanya didengar saja.

"Ada kurang lebih 10 tuntutan kami pada kesempatan kali ini. Hanya memang kurang lebih kita merespon hari ini beberapa situasi kondisi yang terjadi secara nasional. Dan tentunya kami juga menyampaikan beberapa hal terkait dengan situasi kondisi di Kota Malang juga," kata Muhammad Aris Pratama pada Kamis (4/9/2025).

Di hadapan Ketua DPRD Amithya Ratnanggani Sirraduhita dan beberap anggota dewan lainnya, aliansi mahasiswa memaparkan sepuluh tuntutan yang mencakup isu nasional dan lokal.

Tuntutan ini lahir dari akumulasi kekecewaan publik terhadap kinerja pemerintah dan legislatif.

Berikut adalah sepuluh tuntutan yang diajukan :

1. Revisi Tunjangan DPR RI dan DPRD Kota Malang yang dinilai menciptakan kesenjangan dengan kondisi ekonomi rakyat.

2. Audit Kinerja dan Anggaran Lembaga Legislatif di tingkat pusat dan daerah untuk transparansi serta menerapkan Key Performance Indicator (KPI).

3. Hentikan Tindakan Represif Aparat selama demonstrasi.

4. Segera Sahkan RUU Perampasan Aset sebagai bagian pemberantasan korupsi.

5. Reformasi Institusi POLRI seperti menerapkan KPI.

6. Hukum dan Adili Anggota POLRI yang terbukti melakukan kekerasan.

7. Naikkan Gaji Guru di Kota Malang untuk menutup kesenjangan kesejahteraan dengan pejabat publik.

8. Kaji Ulang Kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) di Kota Malang yang dianggap memberatkan masyarakat.

9. Bentuk Satuan Kerja (Satker) Penanganan PHK di tingkat daerah.

10. Kawal Data Guru yang belum masuk dalam Data Pokok Pendidikan (Dapodik).

Para perwakilan mahasiswa menegaskan bahwa pertemuan ini adalah ujian kepercayaan. Mereka berharap, tidak sampai sampai turun ke jalan lagi untuk menyuarakan tuntutan yang ada dengan tidak diabaikan oleh para wakil rakyat.

"Jadi ada sepuluh tuntutan dari kami. Mudah-mudahan dapat kita sama-sama perjuangkan warga Kota Malang khususnya," katanya.

Menanggapi tuntutan tersebut, Ketua DPRD Kota Malang, Amithya Ratnanggani Sirraduhita, menyatakan bahwa pihaknya berkomitmen untuk menindaklanjuti tuntutan mahasiswa.

Aspirasi terkait isu nasional akan diteruskan ke DPR RI melalui berbagai jalur, termasuk email dan surat resmi.

"Untuk tuntutan yang menjadi kewenangan pusat, akan kami teruskan. Untuk empat poin yang bisa kami koreksi di Kota Malang seperti tunjangan DPRD, audit kinerja, gaji guru, dan PBB ini menjadi bahan diskusi kita," jelas Amithya.

Ia juga mengklarifikasi terkait tunjangan.

Dia menegaskan, DPRD Kota Malang tidak memiliki komponen tunjangan perjalanan luar negeri dan pajak.

Ia menyampaikan, bahwa seluruh pendapatan mengacu pada Peraturan Presiden (Perpres).

"Kami tidak ada, bahkan yang ada adalah efisiensi," katanya.

https://surabaya.kompas.com/read/2025/09/04/190447778/7-perwakilan-organisasi-mahasiswa-di-kota-malang-datangi-kantor-dprd

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com