Salin Artikel

Jalur Gumitir Buka Lebih Cepat, KA Pandanwangi Tetap Berhenti di 6 Stasiun Kecil Jember dan Banyuwangi

Meskipun jalur tersebut telah dibuka, penambahan pemberhentian Kereta Api (KA) Pandanwangi di enam stasiun kecil di Jember dan Banyuwangi akan terus berlanjut hingga jadwal yang ditetapkan pada 30 September 2025.

Humas BTP Kelas I Surabaya, Alfaviega Septian Pravangasta, mengungkapkan hal tersebut.

Ia mengatakan, pihaknya akan tetap melanjutkan pemberhentian KA lokal Pandanwangi di Stasiun Ledokombo, Sempolan, dan Garahan di Jember, serta Stasiun Glenmore, Sumberwadung, dan Argopuro di Banyuwangi.

"Rencana tetap lanjut karena ternyata okupansi bagus dan bisa menggerakkan ekonomi warga sekitar," kata Viega kepada Kompas.com, Selasa (2/9/2025).

Setelah pembukaan akses lalu lintas di jalur Gumitir, BTP Kelas I Surabaya akan melakukan evaluasi terhadap perubahan okupansi.

"Apakah okupansinya turun atau tetap bagus. Kemungkinan sebelum 30 September atau mungkin pas Gumitir dibuka beberapa minggu nanti kita lakukan evaluasi bersama," ujarnya.

Viega juga membandingkan okupansi KA setelah penutupan akses kendaraan di jalur Gumitir yang menunjukkan peningkatan.

Menurutnya, akses dari Jember ke Banyuwangi sangat dibutuhkan oleh masyarakat.

"Untuk KA lokal, tiketnya bahkan selalu habis, pemesanan tiket online selalu habis sebelum hari H keberangkatan," tambahnya.

Kepala Humas PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daop 9 Jember, Cahyo Widiantoro, melaporkan data terbaru mengenai jumlah penumpang KA Pandanwangi dari 11 Agustus hingga 2 September 2025.

Penumpang yang naik dari Stasiun Ledokombo berjumlah 432 orang, Sempolan 157 orang, Garahan 191 orang, Glenmore 1.877 orang, Sumberwadung 639 orang, dan Argopuro 211 orang.

Total keseluruhan penumpang mencapai 3.507 orang.

Sementara itu, penumpang yang turun di Stasiun Ledokombo sebanyak 437 orang, Sempolan 160 orang, Garahan 206 orang, Glenmore 1.769 orang, Sumberwadung 635 orang, dan Argopuro 175 orang, dengan total 3.382 penumpang.

"Grand totalnya 6.889 penumpang," ujar Cahyo.

KA lokal bersubsidi ini menawarkan harga tiket sebesar Rp 8.000 dan mulai berhenti di enam stasiun kecil yang sebelumnya non-aktif sejak jalur Gumitir Jember-Banyuwangi ditutup.

Rencana reaktivasi ini berlaku dari 11 Agustus hingga 30 September 2025.

Banyak masyarakat yang berharap reaktivasi ini tidak hanya bersifat sementara dan dapat berjalan seterusnya.

https://surabaya.kompas.com/read/2025/09/02/161123278/jalur-gumitir-buka-lebih-cepat-ka-pandanwangi-tetap-berhenti-di-6-stasiun

Terkini Lainnya

Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com