Salin Artikel

Petani dan Pedagang Cemas Harga Tembakau Turun di Pamekasan Akibat Aksi Unjuk Rasa

Pantauan kompas.com, dalam sepekan sudah banyak pabrikan menyerap tembakau di Pamekasan.

Ada 3 gudang nasional yang mulai memberi tembakau dari petani.

Sisanya adalah pabrik lokal yang juga sudah membeli dengan harga paling rendah Rp 50 ribu per kilogram.

Namun, munculnya demonstrasi di sejumlah daerah memunculkan kekhawatiran bagi petani dan pengusaha di Pamekasan.

Berikut rincian Biaya Pokok Produksi (BPP) tahun 2025 yang ditetapkan Pemkab Pamekasan, tembakau sawah minimal seharga Rp. 47.685 per kg, tembakau tegal Rp. 53.533 per kg dan tembakau gunung sebesar Rp. 64.000 per kg.

Ali Syahroni (40) petani tembakau di Desa Tobungan Kec. Galis mengaku cemas adanya kondisi di sejumlah daerah mempengaruhi harga tembakau.

"Kami khawatir akan berpengaruh kepada harga tembakau. Karena pembelian juga terjadi di pabrikan besar," katanya.

Menurutnya, beberapa tahun lalu pernah terjadi hal yang sama. Karena kondisi demonstrasi di wilayah lain, harga tembakau turun.

Dulu tahun 2015, ada demo dimana-mana. Harga tembakau turun drastis dibawah Rp 32 ribu per kilogram.

"Kalau nggak salah waktu itu demo kenaikan BBM dan butuh dimana-mana," katanya.

Ali menuturkan, memang ada harga pembelian di atas Rp 32 ribu, tapi hanya sebagian kecil pabrikan yang membeli.

"Memang bukan hanya demo saat itu, masuknya tembakau dari luar Madura jadi penyebab," katanya.

Dikatakan, saat ini harga masih stabil dengan pembelian di atas Rp 50 ribu per kilogram.

Sehingga masih lebih tinggi dari biaya produksi sesuai BPP yang ditetapkan pemerintah.

"Kalau pembelian tembakau dibawah Rp. 47.685 per kg petani akan mengalami kerugian," ucapnya.

Pedagang tembakau, Haji Toha juga berharap sama, semoga tidak terjadi perubahan harga.

"Harga saat ini stabil masih diatas BPP. Jika harga di pabrikan turun maka banyak pedagang yang rugi," katanya.

Sebab menurutnya, sudah banyak pedagang yang membeli tembakau kepada petani dengan harga normal diatas Rp 50 ribu.

Sehingga, jika pabrikan harga menurunkan harga pembelian akan merugikan pedagang.

"Kami harap harga tetap stabil banyaknya kejadian di berbagai daerah. Sehingga petani dan pedagang tetap tidak rugi," katanya.

https://surabaya.kompas.com/read/2025/09/01/192125778/petani-dan-pedagang-cemas-harga-tembakau-turun-di-pamekasan-akibat-aksi

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com