Salin Artikel

Tuai Keprihatinan, Aksi Massa di Kediri yang Rusak Museum dan akibatkan Artefak Hilang

Selain menyebabkan rusaknya bangunan, sejumlah barang kuno mengalami kerusakan, bahkan beberapa di antaranya hilang.

Kepala Bidang Sejarah Purbakala dan Museum Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Pemerintah Kabupaten Kediri, Eko Priyatno mengatakan, masih ada koleksi museum yang diselamatkan.

“Yaitu sebanyak 153 koleksi museum masih dapat diselamatkan,” ujar Eko Priyatno, Minggu (31/8/2025).

Koleksi yang hilang yakni fragmen kepala ganesha dan wastra atau kain batik, serta miniatur lumbung mengalami kerusakan.

Petugas museum, kata Eko, juga berhasil menyelamatkan sejumlah artefak masterpiece, seperti arca Bodhisatwa, meskipun kondisinya mengalami gempil ringan diduga akibat tumbukan benda tumpul.

Selain itu, menyelamatkan bata kuno yang berinskripsi mantram.

Benda-benda masterpiece yang cukup berharga dari sisi sejarahnya itu kini dalam pengamanan lebih lanjut oleh petugas museum.

“Hari ini sudah dilakukan pendataan dan pembersihan museum,” ucap Eko.

Perusakan museum itu mendapat kecaman dan mengundang keprihatinan dari sejumlah kalangan.

Pamong Budaya sekaligus aktivis budaya dan sejarah Kediri, Novi Bahrul Munib mengatakan, perjuangan untuk keadilan sosial dan ekonomi adalah perjuangan yang mulia.

Namun, perjuangan itu akan kehilangan kemuliaannya saat ia mengorbankan aset tak ternilai lainnya.

“Yaitu warisan budaya dan sejarah,” ujar Novi.

Mantan Ketua Pelestari Sejarah Kediri (Pasak) ini mengatakan, pada akhirnya tujuan demokrasi adalah membangun peradaban yang lebih baik, bukan menghancurkan sisa-sisa peradaban yang telah ada.

“Semoga suara-suara di masa depan yang menuntut perubahan adalah suara yang membangun, bukan yang merobohkan. Suara yang mengkritik kebijakan, bukan yang memecahkan kaca jendela sejarah kita bersama,” ucap Novi.

AMI prihatin

Ketua Asosiasi Museum Indonesia (AMI), Putu Supadma Rudana menyampaikan keprihatinan mendalam atas kejadian ini.

“Kami sangat sedih atas peristiwa ini dan turut berduka cita atas kerusuhan yang telah memakan korban. Namun, lebih dari itu, kami mengajak semua pihak untuk kembali tenang, berpikir jernih, dan menahan emosi. Keamanan dan kedamaian adalah hal yang paling penting saat ini,” ujar Putu melalui keterangan persnya.

Sebagai bagian dari warisan budaya dan sejarah, menurut Putu, museum dan koleksi artefaknya harus dijaga dengan sebaik-baiknya.

Ia pun menegaskan bahwa pihak keamanan harus memastikan keberlangsungan penjagaan di museum agar artefak-artefak yang ada tidak hilang atau rusak.

“Kita semua harus menjaga peradaban leluhur kita. Pemda dan pihak terkait di daerah manapun harus berkomitmen untuk melindungi sejarah dan budaya yang tak ternilai harganya. Kami mengimbau bagi masyarakat yang mengambil artefak, segera dikembalikan karena artefak itu adalah peradaban bangsa kita,” kata dia. 

Selain itu, ia mengingatkan bahwa semangat para founding fathers kita adalah untuk menjaga persatuan dan perdamaian bangsa.

“Kita harus menjaga kebudayaan, sejarah, dan kemerdekaan yang tecermin dalam museum-museum kita. Aset budaya ini adalah warisan kita yang harus dipertahankan untuk generasi mendatang,” ucapnya.

Budayawan asal Bali ini juga mengajak agar masyarakat Kota Kediri dan daerah lainnya untuk tetap bersolidaritas, menjaga kedamaian, dan bekerja sama dalam memulihkan situasi yang kondusif.

“Sejarah kita sebagai bangsa yang besar dibangun dengan semangat gotong royong dan persatuan, dan saat-saat seperti ini adalah ujian bagi kita semua untuk tetap bersatu dalam menghadapi tantangan. Saya berharap situasi dapat segera pulih dan masyarakat dapat kembali menjalani kehidupan dengan aman dan damai,” kata dia. 

https://surabaya.kompas.com/read/2025/08/31/160110678/tuai-keprihatinan-aksi-massa-di-kediri-yang-rusak-museum-dan-akibatkan

Terkini Lainnya

Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com