Salin Artikel

Massa Geruduk Mapolresta Malang Kota, Tuntut Keadilan bagi Affan Kurniawan

Aksi ini merupakan luapan amarah dan tuntutan keadilan atas tewasnya Affan Kurniawan (21), seorang pengemudi ojek online (ojol) yang dilindas kendaraan taktis Brimob dalam aksi demonstrasi di Jakarta sehari sebelumnya.

Massa mulai berdatangan di depan Mapolresta Malang Kota sekitar pukul 18.30 WIB.

Tidak lama, massa merusak sejumlah fasilitas, termasuk mencopot lampu LED panjang dan membakar water barrier yang ada di sekitar markas kepolisian tersebut.

Beberapa waktu kemudian, datang beberapa truk TNI dengan para prajurit TNI yang turun dan berjaga di area depan Mapolresta.

Tak lama berselang, Panglima Divisi Infanteri 2 Kostrad, Mayjen TNI Susilo, turun langsung untuk menenangkan massa.

Upaya mediasi pun dilakukan.

Mayjen TNI Susilo bersama perwakilan ojol, Rudi, memasuki Mapolresta untuk berdialog langsung dengan Kapolresta Malang Kota, Kombes Pol Nanang Haryono.

Hasilnya, pihak kepolisian berjanji akan mengawal tuntutan yang diajukan oleh massa aksi.

Di hadapan massa, Kapolresta Malang Kota, Kombes Nanang Haryono menyampaikan permohonan maaf secara terbuka.

"Saya selaku Kapolresta Malang Kota, kami meminta maaf dengan serendah-rendahnya hati kami. Kami memohon maaf kepada rekan-rekan," kata Kombes Nanang pada Jumat (29/8/2025).

"Oknum-oknum itu sekarang sudah melaksanakan pemeriksaan dan sampai dengan malam ini sudah ditahan. Sekali lagi, dengan seluruh anggota Polresta Malang Kota, kami mohon maaf atas kejadian yang menimpa saudara kita, almarhum Affan Kurniawan," ucap dia.

Meskipun permohonan maaf dan janji telah disampaikan, perwakilan ojol, Rudi, menegaskan bahwa perjuangan belum berakhir.

"Perjuangan kita tidak hari ini saja, tapi akan terus berlanjut sampai pelaku dihukum seberat-beratnya. Itu perjuangan kita!" kata Rudi.

Dalam kesempatan yang sama, Rudi juga menyisipkan pesan tajam yang ditujukan langsung kepada kepolisian Malang.

Hal ini juga mengingatkan kembali pada utang keadilan yang masih dinantikan warga Malang.

"Satu lagi pesan, mewakili teman-teman di Malang, saya berpesan kepada Bapak Nanang beserta jajaran polisi di Malang, kasus Tragedi Kanjuruhan belum selesai," katanya.

Sementara itu, Pangdiv Infanteri 2 Kostrad, Mayjen TNI Susilo mengajak massa aksi untuk mendoakan almarhum Affan Kurniawan.

"Jadi rekan-rekan sekalian, saya haturkan terima kasih. Saya dengan prajurit saya, turun disambut baik rekan-rekan sekalian. Dan saya sampaikan, TNI adalah dari rakyat untuk rakyat dan oleh rakyat," ucap dia.

Dalam kesempatan itu, Mayjen TNI Susilo meminta kepada massa aksi untuk tetap tenang dan bersama-sama menjaga kondusivitas wilayah Malang.

"Saya sudah melaporkan (perkembangan situasi terkini) kepada Pangkostrad dan Pangdam V/Brawijaya. Mari Malang Raya dijaga bersama-sama," katanya.

Meski begitu, massa juga sempat membakar dan merobek baliho Kapolresta Malang Kota dan Wakapolresta.

Hingga pukul 21.00 WIB, massa aksi masih bertahan di lokasi dan belum menunjukkan tanda-tanda akan membubarkan diri.

https://surabaya.kompas.com/read/2025/08/29/220255178/massa-geruduk-mapolresta-malang-kota-tuntut-keadilan-bagi-affan-kurniawan

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com