Sebab, anggaran perbaikan bisa digunakan untuk program lain.
“Sudah Saudara, cukup. Bisa rusak ini ditambahi lagi (perbaikan),” kata Kapolda Jatim, Irjen Pol Nanang Avianto pada Jumat (29/8/2025).
Menurut Nanang, apabila fasum dirusak, maka pemerintah akan mengeluarkan anggaran lagi untuk perbaikan.
Daripada untuk perbaikan, menurutnya, lebih baik dialihkan untuk prioritas lain.
“Dari pada dipakai untuk beli-beli fasum, kan bisa dipakai untuk membantu kesehatan, kesejahteraan, pendidikan, masyarakat lain yang lebih membutuhkan,” ujarnya.
Untuk itu, ia meminta agar penyampaian aspirasi dalam aksi demonstrasi berjalan kondusif tanpa ada perusakan fasum.
“Tidak boleh ngerusakin fasilitas umum, nanti dibelikan lagi, ini jangan sampai terjadi lagi,” kata dia.
Nanang juga membandingkan aksi solidaritas ojek online (ojol) di Gedung Mapolda Jatim dan aksi dari masyarakat sipil di Gedung Grahadi.
“Rekan-rekan bisa bandingkan dengan yang di Grahadi dan yang sekarang di Polda. Ini semua ojol, murni, kondusif,” kata dia.
Pihaknya terbuka untuk mendengarkan aspirasi apabila berjalan tertib.
“Di situ Grahadi simbol dari pada Provinsi Jawa Timur yang sebenarnya harus kita jaga. Di situ pun juga ada kegiatan masyarakat lain yang akan terganggu, kegiatan ekonomi,” ucap Nanang.
Aksi demonstrasi di Gedung Grahadi, Surabaya pada Jumat (29/8/2025) berakhir ricuh.
Water cannon, bom molotov, dan puluhan gas air mata ditembakkan saat suasana sedang memanas.
Sejumlah fasilitas umum seperti CCTV, lampu jalan, dan gerbang Grahadi berhasil dirobohkan.
Kendaraan roda dua milik pegawai Grahadi juga ikut terbakar.
Namun, polisi mengeklaim prosedur pengamanan tersebut telah sesuai aturan yang ada setelah ada peringatan yang tidak diindahkan.
https://surabaya.kompas.com/read/2025/08/29/215242778/kapolda-jatim-minta-peserta-demo-tak-rusak-fasum