Ratusan aliansi masyarakat sipil dan driver ojek online (ojol) Surabaya turun ke jalanan menuntut pengusutan tuntas dan keadilan bagi Affan.
Pantauan Kompas.com sekitar pukul 14.40 WIB massa mulai memadati Jalan Gubernur Suryo. Mereka mengenakan baju hitam-hitam.
Terlihat pagar berduri yang terpasang beserta ratusan personel kepolisian berjaga di sepanjang Gedung Grahadi.
Sejak awal dimulai, massa langsung bersikap anarkis. Mereka melemparkan bebatuan ke dalam gedung.
“Polisi pembunuh... polisi pembunuh..,” teriak para demonstran yang bergerak mendekati gerbang utama sambil melempari batu-batu.
Salah seorang orator kepolisian langsung memperingatkan massa untuk tidak melempar batu demi menjaga perdamaian.
“Teman-teman tolong jangan melempar batu, kami kepolisian akan menjaga perdamaian bersama,” ujar salah seorang orator kepolisian.
Suasana memanas kala massa menyanyikan lagu Indonesia Pusaka, kemudian mulai merusak pagar berduri dan memaksa menerobos pagar utama.
Kepolisian pun dengan cepat langsung membentuk barikade untuk mengadang massa.
“Untuk saudara sekalian tolong untuk peserta demo jangan mudah terprovokasi, jangan emosi yakinlah kami tidak melakukan perlawanan kalau kalian tidak anarkis,” lanjut orator tersebut.
Tidak kunjung meredam, akhirnya polisi mulai menembakkan water canon kepada para demonstran.
“Teman ojol kami dibunuh pak. Tolong pak, sadar, pak,” teriak salah seorang peserta demo.
https://surabaya.kompas.com/read/2025/08/29/155826578/massa-aksi-solidaritas-ojol-affan-kurniawan-lempari-batu-hingga-terobos