Salin Artikel

Di Kota Malang, Ada BUMD Pakai Chatbot AI Jawab Keluhan Pelanggan, Bisa Bahasa Jawa dan Madura

Perusahaan pelat merah tersebut menjadi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) air minum pertama di Indonesia yang mengadopsi teknologi chatbot AI untuk berinteraksi dengan pelanggan.

Layanan pelanggan berbasis AI tersebut bernama Tugu Tirta Asisten Informasi dan Aduan (TANIA) atau asisten virtual yang beroperasi melalui platform WhatsApp.

Melalui TANIA, pelanggan dapat mengakses informasi dan menyampaikan aduan selama 24 jam penuh setiap hari dari genggaman ponsel.

Direktur Utama Perumda Tugu Tirta, Priyo Sudibyo mengatakan bahwa TANIA lahir dari kebutuhan mendesak untuk merespons keluhan pelanggan secara cepat dan masif.

"Inspirasinya datang saat terjadi kebocoran pipa, kemudian saya menghadapi puluhan grup media sosial yang dipenuhi keluhan. Menghadapi itu semua dengan tenaga manusia saja tidak akan cukup," ujar Priyo pada Rabu (27/8/2025).

Layanan tersebut baru diresmikan pada Rabu (27/8/2025), dan setiap keluhan yang masuk bisa langsung terkonfirmasi dan dapat dipantau pihaknya secara realtime.

Asisten virtual ini diakses melalui nomor WhatsApp dengan nomor 08117550800.

Keunggulan utamanya adalah kemampuan beradaptasi dengan bahasa lokal.

TANIA mampu berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia, Bahasa Jawa Ngoko, Bahasa Jawa Krama (halus), hingga Bahasa Madura.

Hal ini menyesuaikan dengan keragaman masyarakat di Kota Malang.

Chatbot AI ini tidak menggunakan jawaban template, atau dirancang untuk memahami bahasa natural layaknya percakapan manusia.

Teknologi ini terintegrasi langsung dengan sistem penagihan (billing system), data pengaduan, dan data pelanggan dari Perumda Tugu Tirta.

"Pelanggan bisa cek tagihan, status pembayaran, atau melaporkan gangguan secara aktual. Ketika ada kebocoran di titik mana pun, AI bisa langsung mengambil data dan menjawabnya. Semua berlangsung per detik, per jam, secara real-time," jelas Priyo.

Ke depan, Tugu Tirta berencana menyempurnakan TANIA dengan fitur pengiriman foto dan lokasi untuk mempercepat penanganan gangguan di lapangan.

"Ini kan masih belum bisa foto, nanti kami kembangkan untuk bisa foto, lokasi, terus kami kembangkan. Ini Surabaya mulai mengembangkan, tapi kita sudah mulai mendahului," katanya.

Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat mengatakan, inovasi ini merupakan jawaban atas tuntutannya untuk memaksimalkan pelayanan publik.

"Ini adalah layanan berbasis AI pertama dari BUMD air minum di Indonesia. Ini akan membuat pelanggan puas karena kecepatan dan ketepatan jawabannya," ujar Wahyu.

Meskipun demikian, ia mengingatkan bahwa kecepatan respons virtual harus diimbangi dengan kecepatan penanganan di lapangan.

"TANIA harus menjawab dengan baik, tapi jangan lupa kecepatan penanganan di lapangan agar pelanggan benar-benar puas," ujarnya.

Wahyu juga mendorong organisasi perangkat daerah (OPD) lainnya di lingkungan Pemerintah Kota Malang untuk dapat mengadopsi langkah Tugu Tirta dalam memanfaatkan teknologi AI.

"Ini adalah bukti bahwa AI bisa meningkatkan kecepatan dan ketepatan pelayanan kepada masyarakat. Saya minta OPD lain juga bisa memanfaatkan teknologi ini," kata dia. 

https://surabaya.kompas.com/read/2025/08/27/230443578/di-kota-malang-ada-bumd-pakai-chatbot-ai-jawab-keluhan-pelanggan-bisa

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com