Salin Artikel

Terungkap Modus Pelaku Arisan Bodong di Lamongan Hingga Kerugian Mencapai Rp 20 Miliar

Modus wanita yang kerap terbang ke Malaysia itu terungkap saat perkaranya dirilis di depan para awak media di ruang RTD Rupatama Mapolres Lamongan, Rabu (27/8/2025).

Seperti disampaikan Kapolres Lamongan, AKBP Agus Dwi Suryanto, tersangka mulanya mencari member dengan membuat story di WhatsApp.

Dalam WhatsApp, tersangka mencari member menawarkan arisan dengan janji keuntungan yang cukup besar.

Apa yang dilakukan tersangka banyak mendapat respon dari warga sekitar hingga meluas di luar Kecamatan Solokuro.

"Korbannya kurang lebih 144 orang korban," kata Agus, Rabu (27/8/2025).

Pengikut arisan cukup banyak dan masing-masing berbeda-beda jumlah uang yang dibayarkan kepada tersangka.

Kemudian uang dari member pertama itu dipakai untuk membayar berikut keuntungannya pada member yang lain hingga berlanjut pada beberapa orang penerima.

Aksi memberikan keuntungan dengan kisaran antara 40 persen hingga 100 persen yang dilakukan tersangka cepat menyebar ke masyarakat luar kecamatan.

Hingga warga kabupaten tetangga dan membuat mereka tergiur untuk ramai-ramai ikut arisan di Elda.

Dalam perjalanannya, penerimaan arisan mulai tidak lancar, bahkan lebih banyak pengikut arisan yang akhirnya tidak menerima keuntungan dari tersangka.

Sementara jumlah pengikut arisan semakin banyak mencapai ratusan korban.

Para korban mulai menemui kendala untuk bisa mendapatkan pengembalian uang tersebut.

Dan hanya janji-janji kalau uang arisan pada gilirannya akan dicairkan.

Ternyata tidak juga ada wujudnya dan tersangka juga semakin sulit ditemui.

Para korban mulai menaruh curiga hingga akhirnya dimulai oleh dua orang korban, MS (31) warga Sendangagung, Paciran dan ORW (28) warga Made, Kecamatan Lamongan untuk melaporkan pelaku.

Termasuk pelapor lainnya melalui Kuasa Hukum, Indahwan Suci Ningati hingga korbannya diketahui mencapai 144 korban.

Sejak dilaporkan pada Minggu (3/8/2025), tersangka Elda menghilang. Beberapa korban yang mencoba mencari ke rumahnya di Desa Sugihan hanya bisa ditemui orang tuanya yang tidak tahu kemana tersangka.

Perkaranya naik ke penyidikan dan Satreskrim Polres Lamongan berhasil mengendus keberadaan tersangka.

Tersangka ditangkap di Bandara Juanda saat hendak kabur ke Malaysia, Jumat (22/8/2025).

Tersangka dibawa ke Polres Lamongan dan dilakukan pemeriksaan. Tersangka mengakui semua perbuatannya dan polisi juga berhasil mengamankan sejumlah barang bukti.

Barang bukti yang diamankan diantaranya, uang tunai Rp 508.800.000, surat pembelian tanah senilai Rp 85 juta, paspor, dua sepeda motor, empat tas bermerek ternama, beberapa rekening atas nama tersangka dan rekapan pengikut arisan.

"Saat diperiksa tersangka mengaku telah menipu dan menggelapkan uang arisan senilai Rp 20 Miliar," kata Agus.

Terhadap tersangka dijerat pasal 378 dan 372 KUHP tentang penggelapan dan penipuan.

Agus mengimbau pada masyarakat untuk tetap berhati-hati, tetap waspada terkait dengan model-model ajakan seperti yang dilakukan terangka.

"Jangan mudah percaya, kenali orangnya jika akan membuka usaha atau ingin berinvestasi," pungkasnya.

Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Terungkap, Modus Pelaku Arisan Bodong di Lamongan Hingga Kerugian Capai Rp 20 Miliar.

https://surabaya.kompas.com/read/2025/08/27/145706578/terungkap-modus-pelaku-arisan-bodong-di-lamongan-hingga-kerugian-mencapai

Terkini Lainnya

Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com