Dari jumlah tersebut, 16 anak sama sekali tidak pernah divaksinasi, sementara satu anak lainnya belum menerima vaksin secara lengkap.
Hal itu disampaikan Khofifah saat kunjungan kerja ke Kabupaten Sumenep, Sabtu (23/8/2025), dengan agenda rapat koordinasi penanganan campak dan menjenguk pasien yang tengah dirawat di RSUD dr Moh Anwar.
"Dari 17 kasus yang kemudian meninggal, dari campak ini, 16 terkonfirmasi tidak diimunisasi. 1 diimunisasi tapi tidak lengkap," kata Khafifah di Sumenep.
Rapat koordinasi dipimpin Khofifah di ruang VIP rumah dinas Bupati Sumenep, dengan melibatkan lintas sektor.
Di antaranya Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, BPBD, Forpimda Sumenep dan organisasi perangkat daerah (OPD) terkait.
Dalam kunjungannya ke Sumenep, Khofifah mengajak semua pihak terlibat dalam menyukseskan vaksinasi campak.
Khafifah menilai, peran tokoh masyarakat dan ulama sangat penting untuk memberi pemahaman kepada warga.
"Mohon kepada semua masyarakat, para tokoh masyarakat, para ulama, semuanya menjadikan ini sebagai pembelajaran. Kita ingin generasi ke depan ini semuanya sehat. Sehat lahir, sehat batin," ujarnya.
Khofifah juga meminta dukungan media untuk ikut menyebarkan informasi tentang vaksinasi massal agar capaiannya bisa maksimal.
"Oleh karena itu, rencana ORI, vaksinasi massal, mohon doa dan kawan-kawan juga dari berbagai media, ikut menyampaikan sosialisasi dan pesan kepada masyarakat supaya memaksimalkan capaian dari vaksinasi," ucapnya.
Usai rakor, Khofifah meninjau langsung kondisi belasan pasien campak yang dirawat intensif di RSUD dr. H. Moh. Anwar Sumenep.
Pemprov juga berharap, rencana vaksinasi massal serentak pada Senin (25/8/2025) dapat berjalan optimal agar tidak ada lagi korban jiwa akibat campak di Jawa Timur.
https://surabaya.kompas.com/read/2025/08/23/134919678/gubernur-khofifah-17-anak-meninggal-akibat-campak-karena-belum-divaksinasi