Salin Artikel

Mischa, TikToker Rusia yang Terpesona dengan Sound Horeg: Momen Terbaik dalam Hidup Saya

MALANG, KOMPAS.com - Meski sempat menjadi perdebatan, fenomena sound horeg yang identik dengan dentuman keras dari sound system raksasa kini turut menarik perhatian dunia.

Salah satunya dialami oleh Mischa Cherry, seorang TikToker asal Rusia yang belakangan viral karena ikut merasakan langsung karnaval sound horeg di Jawa Timur khususnya Jember dan Kabupaten Malang.

Dalam video yang tersebar di media sosial, terlihat jelas ekspresinya yang campur aduk antara kagum, terkejut, sekaligus bahagia saat tubuhnya diguncang dentuman bass.

Meski sempat menutup telinga karena suara begitu keras, ia akhirnya larut dalam suasana dan ikut bergoyang bersama warga sekitar.

Sebagai konten kreator, ia terbiasa mengulas musik dari berbagai negara.

Namun, ketika pertama kali melihat sound horeg lewat sosial media, rasa penasarannya berbeda.

Video demi video yang ditonton membuatnya yakin untuk datang langsung ke Indonesia.

Baginya, sound horeg memiliki daya tarik yang tak sekadar soal musik.

“Ya, suatu saat saya pikir perlu pergi ke Indonesia. Saya ingin melihat festival ini, melihat pertunjukkan ini,” kata pria yang biasa disapa Mischa penuh antusias kepada Kompas.com.

“Sound horeg bukan hanya tentang sound, ini adalah soal orang-orang yang bahagia, lucu. Saya tidak tahu mengapa begitu banyak yang suka. Saya rasa itu sangat bagus karena banyak orang yang melihat dan saya rasa memberikan kebahagiaan,” imbuhnya.

Apalagi melihat senyum dan tawa orang-orang di sekitarnya membuat ikut hanyut dalam kebersamaan itu.

“Itu hal yang luar biasa. Saya tidak punya kata untuk deskripsikan hal itu. Luar biasa. Ini adalah momen terbaik dalam hidup saya,” ujarnya.

Kedatangannya ke Indonesia berawal dari undangan komunitas Minionss Audio melalui Mas Dika.

Ia mengaku sangat berterima kasih karena pengalaman itu memberinya kesempatan merasakan hal yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya.

“Mas Dika orang yang baik. Dia adalah orang yang mengundang saya untuk lihat sound horeg,” ucap Mischa.

Ketika tiba secara langsung di lapangan, keterkejutannya tidak bisa disembunyikan saat melihat mobil-mobil besar dengan perangkat audio raksasa dan sorotan lampu.

“Saya berpikir ‘ya Tuhan, apa ini’. Suara bas sangat kencang. Tapi saya merasa sangat bahagia, sangat bahagia. Saya tidak tahu mengapa, tetapi saya bahagia. Itu luar biasa, hal terbaik dalam hidup saya,” kenangnya.

Saat ini baginya, sound horeg memberikan pengalaman berbeda dari musik negara lain yang pernah ia ulas.

Apa yang awalnya hanya tontonan di layar ponsel, kini berubah menjadi perjalanan nyata yang begitu berkesan.

“Konten saya adalah tentang musik di berbagai negara, ketika pertama kali saya mendengarkan soal sound horeg, saya pikir ‘apa ini?’, ‘wow’, ini remix yang luar biasa,” ujar Mischa sambil tertawa.

Ia pun menyampaikan rasa cintanya kepada masyarakat Indonesia yang menurutnya begitu ramah dan hangat.

“Sampai jumpa lagi di acara sound horeg selanjutnya. Saya sangat mencintai mereka, terima kasih,” pungkasnya.

https://surabaya.kompas.com/read/2025/08/22/145406078/mischa-tiktoker-rusia-yang-terpesona-dengan-sound-horeg-momen-terbaik-dalam

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com