Sebab selama tiga hari terakhir, hujan ringan dan sedang masih terjadi di Kabupaten Pamekasan dan sekitarnya.
Observer on Duty BMKG Trunojoyo Ahmad Dzaki mengatakan, secara umum cuaca di wilayah Jawa Timur saat ini cenderung cerah berawan.
"Meski begitu, masih ada potensi hujan ringan yang bisa terjadi secara lokal di beberapa tempat," kata Dzaki.
Dia menjelaskan, hal itu terjadi salah satunya dipengaruhi oleh kondisi suhu muka laut di Selat Madura yang saat ini cukup hangat.
Sehingga, memicu terbentuknya awan-awan hujan di wilayah sekitar Jawa Timur.
"Untuk prakiraan tiga hari ke depan, diperkirakan cuaca akan didominasi berawan dengan peluang hujan ringan hingga sedang," ungkapnya.
Dia mengimbau agar masyarakat tetap waspada.
Sebab menurutnya, kemungkinan perubahan cuaca bisa terjadi secara mendadak.
Dia pun menegaskan, prediksi kondisi tersebut tidak hanya terjadi di Kabupaten Pamekasan saja.
Namun potensi terjadinya hujan ringan hingga sedang mencakup wilayah Jawa Timur.
Ali Syahroni (40), petani di Desa Tobungan, Galis, Pamekasan, mengungkapkan adanya hujan di saat kemarau ini membuat petani khawatir.
"Saat ini memang banyak petani yang belum panen tembakau, dan akibat hujan daun bisa rusak kualitasnya," tutur Ali.
Dia menyampaikan, di Desa Tobungan sekitar 20 persen tembakau yang sudah di panen. Sisanya masih ada di ladang dan sawah.
"Semoga hujan ini segera berakhir. Karena daun bisa berubah warna jika hujan terus menerus terjadi," harapnya.
https://surabaya.kompas.com/read/2025/08/20/090338978/bmkg-prediksi-hujan-sedang-masih-berpotensi-terjadi-di-jatim-petani