Salin Artikel

Dispendik Surabaya Cek Izin "Daycare" yang Sebabkan Anak Alami Sejumlah Luka

SURABAYA, KOMPAS.com - Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya berencana mengecek perizinan tempat penitipan anak atau daycare yang membuat seorang bocah mengalami sejumlah luka di tubuhnya.

Kepala Dispendik Surabaya, Yusuf Masruh mengatakan, pihaknya akan melakukan pengecekan izin daycare yang berlokasi di kawasan Medayu tersebut dalam waktu dekat.

"Kemarin kami dapat informasi (bayi mengalami luka), tapi masih kami cek masalah izin (daycare) dan lainnya," kata Yusuf ketika ditemui di Balai Kota Surabaya, Senin (18/8/2025).

Yusuf menyebut, tempat penitipan anak tersebut seharusnya memiliki izin di Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya karena menyangkut pola pengasuhan anak di bawah umur.

"Nanti (pengasuhannya) sesuai enggak dengan ketentuan, kan mestinya ada. Contoh, untuk mengajari anak, tidurnya miring seperti apa, makan dan minumnya, itu mesti ada sesuai ketentuannya," jelasnya.

Kemudian, kata Yusuf, Dispendik Surabaya baru bisa menentukan tindakan selanjutnya kepada daycare tersebut. Yakni, mulai dari peringatan hingga penutupan tempat usaha.

"Kalau seperti daycare di tempat kami (Dispendik) kan (termasuk) TPA atau Taman Penitipan Anak. Nanti kita peringatan (usahanya), kalau enggak kan kasihan anak-anak," ujarnya.

"Orangtua juga harus paham betul kalau di sekolah itu, biar pun PAUD ya, itu harus izin. (Daycare-nya) Bisa ditutup, nanti kita arahkan enggak boleh menerima anak, cuman kita cek dulu," pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, seorang balita berinisial EJ (usia 1 tahun) mengalami luka-luka di sekujur tubuhnya saat dititipkan di penitipan anak atau daycare di Surabaya, Jatim.

SR (32), warga Sidoarjo dan istrinya menitipkan anaknya di salah satu daycare di kawasan Medayu, Surabaya Timur, sejak usia 6 bulan.

“Saya selalu titipkan di daycare itu karena saya dan istri saya bekerja. Jadi pagi saya titipkan waktu mau berangkat kerja,” kata SR saat dihubungi Kompas.com, Kamis (14/8/2025).

Namun, sekitar awal Juni 2025, pukul 07.00 WIB, SR yang berada dalam perjalanan menuju kantor mendapat kabar dari istrinya bahwa anaknya mengalami luka-luka.

“Katanya dapat laporan dari daycare anak saya digigit temannya. Laporan daycare gitu, digigit temannya sampai luka-luka akhirnya saya langsung balik enggak jadi ke kantor,” ungkapnya.

Sesampainya di daycare, SR semakin terkejut karena luka-luka yang diterima anaknya tidak hanya wajah tetapi juga rahang, lengan, dan punggung.

“Waktu daycare laporan ke istri saya, ngirim foto anak saya pakai filter. Jadi wajahnya tidak kelihatan parah. Tapi begitu saya jemput, saya kaget karena parah banget,” ujarnya.

SR langsung bergegas kembali ke daycare dan melihat kondisi anaknya penuh luka-luka di bagian wajah, terutama pipi kanan dan kiri.

“Saya otomatis terkejut dan bawa anak saya ke klinik dekat lokasi situ. Dan pihak dokter mengkonfirmasi kalau memang bekas luka gigitan,” terangnya.

Lebih lanjut, SR bilang bahwa berdasarkan laporan dari daycare, anaknya digigit oleh sesama balita yang masih berusia 2,5 tahun di salah satu kamar tanpa ada pengawasan orang dewasa.

https://surabaya.kompas.com/read/2025/08/18/193419278/dispendik-surabaya-cek-izin-daycare-yang-sebabkan-anak-alami-sejumlah-luka

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com