Salin Artikel

HUT Ke-80 RI, Komunitas VW Surabaya dan Sidoarjo Pilih Berbagi daripada Sekadar Pamer Mobil

Bukan sekadar kumpul atau pamer mobil klasik, mereka justru memilih turun ke jalan untuk berbagi.

Dengan konvoi 32 mobil VW berbagai tipe, mulai dari VW Combi, Kodok, hingga Safari berkeliling dari Surabaya menuju Sidoarjo sambil membagikan 320 paket sembako dan bendera merah putih.

“Sudah menjadi rutinitas setiap tahun di bulan Agustus, kita memperingati Hari Kemerdekaan sekaligus HUT VW Indonesia dengan berbagai macam kegiatan,” ujar Ketua Korwil VW Indonesia Jawa Timur, Sugeng Riyanto kepada Kompas.com.

Sembako untuk Tukang Becak hingga Pasukan Kuning

Paket sembako berisi beras, gula, dan minyak itu dibagikan langsung kepada tukang becak, pasukan kuning, hingga pekerja jalanan yang mereka temui sepanjang rute. Menurut pria yang biasa disapa Sugeng itu, sasaran utama kali ini memang para tukang becak yang kehidupannya kian terhimpit oleh persaingan transportasi modern.

“Sebelum kita pilih sasaran, kita survei dulu di lapangan. Ada tukang becak yang dari jam 6 pagi sampai sore hanya dapat 20 ribu. Bahkan ada yang tidak pulang, memilih tidur di atas becaknya karena belum dapat uang sama sekali,” tuturnya dengan nada haru.

Karena jumlah tukang becak di Surabaya makin sedikit, komunitas VW ini pun mendatangi lokasi-lokasi mangkalnya. Tidak jarang, saat di jalan bertemu tukang sapu atau pekerja lain yang terlihat membutuhkan, mereka pun tak segan untuk memberikan bantuan.

Urunan anggota demi kebersamaan

Seperti diketahui, semua sembako yang dibagikan tersebut berasal dari urunan anggota. Bagi komunitas VW, kegiatan ini bukan sekadar seremonial, melainkan ajang kebersamaan sekaligus bentuk kepedulian sosial.

“Untuk keakraban, guyup rukun, dan menyisihkan rezeki, kita kumpulkan lalu dibelanjakan bersama,” kata Sugeng Riyanto.

Tradisi ini sebenarnya bukan hal baru. Sebab komunitas VW yang berdiri sejak 1993 kerap menggelar kegiatan sosial. Seperti di Ngawi dan Madiun misalnya menggelar penanaman pohon dan kali ini, Surabaya dan Sidoarjo memilih menggelar bakti sosial berupa pembagian sembako.

Lebih dari sekadar hobi otomotif, ia ingin komunitas mobil asal Jerman ini bisa memberi contoh positif. Sebab ia sadar, tidak sedikit komunitas mobil kerap dicap arogan di jalan.

“Kalau komunitas VW konvoi, tidak akan mengganggu pengguna jalan lain. Kita selalu menekankan sopan di jalan raya, walaupun di tol. Kita tetap berpegang pada aturan,” tegasnya.

Uniknya, komunitas VW ini juga punya motto yang cukup hangat, “Kalau mobil VW mogok, itu bukan sedih tapi malah ketawa.” Karena bagi mereka, mogok merupakan hal wajar bagi mobil klasik dan yang terpenting adalah kebersamaan saat mengatasinya.

“Selama kita merawat dengan baik, mobil VW tetap enak digunakan dan tidak kalah dengan mobil-mobil saat ini,” ujar Sugeng Riyanto.

Menggugah masyarakat untuk peduli

Selain sembako, sebanyak 320 bendera merah putih juga dibagikan kepada masyarakat sebagai simbol peringatan HUT ke-80 Kemerdekaan RI.

“Semoga amal ibadah teman-teman bisa bermanfaat bagi orang lain. Kita ingin menggugah hati masyarakat bahwa komunitas VW bisa jadi contoh untuk komunitas lain,” pungkasnya.

Bagi Sugeng, merayakan Hari Kemerdekaan bukan sekadar seremoni, melainkan kesempatan untuk menebarkan semangat kebersamaan, kepedulian, dan cinta Tanah Air dengan cara sederhana namun bermakna.

https://surabaya.kompas.com/read/2025/08/16/211624778/hut-ke-80-ri-komunitas-vw-surabaya-dan-sidoarjo-pilih-berbagi-daripada

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com