Bantuan air tersebut guna mengantisipasi kekeringan akibat mukai mengecilnya mata air di perbukitan.
"Saat ini di Kabupaten Pasuruan sudah memitigasikan sejumlah desa yang rawan kekeringan menjelang puncak kemarau di akhir bukan Agustus hingga awal September akibat mengecilnya mata air di wilayah mereka," kata Sugeng Hariyadi, Kepala BPBD Kabupaten Pasuruan, Jumat (15/8/2025).
Dari catatan BPBD, di bulan Agustus ini sebanyak 5 desa yang mulai mulai krisis air akibat sumber mata air mengecil.
Di antaranya 4 desa yakni Kecamatan Lumbang yakni Desa Karangjati, Pancur, Watulumbung, dan Bulukandang.
Sedangkan di Kecamatan Winongan terjadi di Desa Kedungrejo.
"Sejak pekan lalu BPBD mendistribusikan air bersih dengan kapasitas 10 ribu liter setiap harinya," jelasnya.
Pendistribusian air bersih ini dilakukan sebagai langkah antisipasi terhadap puncak musim kemarau yang diperkirakan terjadi pada akhir Agustus hingga awal September.
Penyaluran air tersebut diprioritaskan untuk desa-desa yang benar-benar terdampak agar tidak sampai menimbulkan efek ke kesehatan warga.
"BPBD tetap siaga dan terus mengirimkan air bersih ke wilayah yang memang benar-benar terdampak," tegasnya.
Sedangkan teknis pengiriman air bersih, BPBD mengirim untuk kebutuhan masak dan air minum dengan mengisi tandon air milik desa dan sejumlah titik-titik kampung yang dinilai sangat membutuhkan.
Sementara itu, warga mengaku bantuan air tersebut sangat dibutuhkan untuk mencukupi kebutuhan air minum dna memasak.
Sedangkan untuk kebutuhan mencuci atau minuman ternak masih mengandalkan air sungai.
"Ya kami bersyukur ada bantuan air seperti ini. Ini untuk kebutuhan dapur," ujar Sopian, salahsatu warga Desa Pancur.
https://surabaya.kompas.com/read/2025/08/15/102539378/puncak-kemarau-sumber-air-mengecil-bpbd-pasuruan-distribusikan-air-bersih