Pemerintah Kota Pasuruan mengingatkan masyarakat tidak mengandalkan program dari pemerintah saja, melainkan peran keluarga juga turut mengatasi masalah tersebut.
Karena pola asuh, kebersihan lingkungan serta perhatian orang tua sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak.
Ketua TP PKK Kota Pasuruan, Suryani Firdaus menjelaskan untuk menekan angka prevalensi stunting, butuh kolaborasi sejumlah pihak.
Di antaranya peran aktif keluarga dalam memberikan perhatian terhadap balita. Tidak hanya mengandalkan peran pemerintah.
"Anak sehat lahir dari orang tua yang hebat. Stunting bukan hanya soal gizi, tapi juga pola asuh, kebersihan lingkungan, serta perhatian penuh orang tua," kata Suryani, Rabu (13/8/2025).
Data Pemkot Pasuruan menyebutkan, ada 632 balita stunting di Kota Pasuruan. Mereka tersebar di 34 kelurahan di 4 Kecamatan.
Angka tersebut turun jika dibandingkan Tahun 2023 sebanyak 1.213 balita.
Berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Tahun 2023, prevalensi stunting di Kota Pasuruan berada di angka 11,7 persen.
Tahun ini, Pemkot Pasuruan menargetkan angka prevalensi stunting di bawah 5 persen.
"Dengan dukungan PKK, Posyandu, serta partisipasi aktif warga, Pemkot Pasuruan optimistis angka stunting akan terus menurun," harapnya.
Untuk mencapai target itu, Pemkot Pasuruan menyusun program Gerebek Stunting.
Program tersebut meliputi edukasi kepada orang tua yang bertajuk Sekolah Orang Tua Hebat (SOTH) serta pemberian makanan tambahan terhadap balita yang terindikasi stunting.
Sedangkan Gerebek Stunting yang sebelumnya digelar di Kelurahan Trajeng, Kecamatan Panggungrejo pada Senin (1108/2025) lalu tercatat sebanyak 42 balita terindikasi stunting. Kamudian melalui kader PPK bantuan makanan tambahan berupa susu, telur, sayur, ikan, dan ayam disalurkan di posyandu selama 12 minggu.
https://surabaya.kompas.com/read/2025/08/13/195000478/632-balita-stunting-di-kota-pasuruan-istri-walkot-jangan-tergantung-dengan