JEMBER, KOMPAS.com - Penarikan 1.307 mahasiswa KKN kolaboratif Universitas Jember pasca-kasus pencurian motor di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, dihujani tangisan oleh warga. Hal ini mengindikasikan bahwa mahasiswa KKN tidak ada persoalan dengan warga.
Ketua Divisi KKN Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Unej Agustin Wulan Suci mengatakan, hubungan mahasiswa dengan warga berjalan baik.
"Jadi saya kira kalau itu (pencurian motor) keteledoran mahasiswa kemudian karena hubungan tidak baik dengan masyarakat, saya kira tidak," ucapnya usai konferensi pers yang digelar di Unej kampus Tegalboto, Sumbersari, Jember, Selasa (12/8/2025).
Ia menyebut, setelah melihat langsung tempat tinggal 11 mahasiswa KKN Unej di Balai Desa Alun-alun, Kecamatan Ranuyoso, halaman belakangnya adalah kebun yang menyerupai hutan. Sehingga, berisiko terjadi pencurian.
"Tetapi masuknya (maling) enggak lewat tembok. Masuknya lewat jendela di atas soalnya mungkin untuk membobol butuh waktu, jadi lewat jendela dengan menggunakan tangga yang pinjam yang dari tetangga," papar Agustin.
Pihaknya sudah berkoordinasi dengan kepala desa dan camat setempat, serta Polres Lumajang untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).
Agustin menceritakan, setelah insiden pencurian motor milik mahasiswa KKN itu, Asisten 3 Pemkab Jember juga sempat mengunjungi mahasiswa KKN kolaboratif untuk menguatkan mental.
Saat itu pihak pemkab tak menginginkan mahasiswa pulang. Pemkab ingin mahasiswa melanjutkan program KKN.
Pada 9 Agustus 2025, Unej menarik seluruh mahasiswa KKN kolaboratif dan diikuti oleh kampus-kampus lainnya setelah terjadi pencurian motor yang kedua kalinya di rumah Kepala Desa Tempeh Tengah, Kecamatan Tempeh.
https://surabaya.kompas.com/read/2025/08/13/142749778/unej-pastikan-interaksi-mahasiswa-selama-kkn-dengan-warga-baik-sebut-tempat