Salin Artikel

Setahun Sudah, Ribuan Nelayan di Pamekasan-Sampang Belum Terima Ganti Rugi Rumpon Rusak dari Petronas

Rumpon atau alat tangkap mereka rusak akibat kapal saat proses eksplorasi 3D Lapangan Hidayah, Wilayah Kerja North Madura II.

Ratusan nelayan ini terbagi di lima kecamatan, yakni dua kecamatan di Pamekasan, tepatnya di Kecamatan Pasean dan Batumarmar.

Selain itu, di tiga kecamatan di Sampang, yakni Ketapang, Banyuates, dan Kecamatan Sokobanah.

Haji Handoko, perwakilan nelayan Kecamatan Pasean mengungkapkan bahwa sampai detik ini, belum ada ganti rugi sama sekali dari Petronas Carigali terkait rusaknya rumpon mereka. 

"Para nelayan di Pasean sepeser pun belum menerima ganti rugi dari Petronas," katanya, Selasa (11/8/2025).

Akibat kejadian tersebut, banyak nelayan mengalami kesulitan. Sebab, harga rumpon cukup mahal untuk alat tangkap.

"Harga satu rumpon seharga Rp 6 juta. Dulu setiap nelayan memiliki beberapa rumpon," katanya.

Perwakilan nelayan Kecamatan Ketapang, Fariz Reza Malik mengungkapkan hal yang sama.

Nelayan di Kecamatan Ketapang, Sokobanah, dan Banyuates pun mengatakan, belum ada  yang menerima ganti rugi terkait rusaknya rumpon ini. 

Saat itu, nelayan beberapa bulan menunggu ganti rugi dan memilih tidak melaut.

Namun, sampai satu tahun, ganti rugi belum dibayarkan.

"Saat itu Petronas sudah bertemu dengan nelayan dan berjanji mau bayar ganti rugi. Namun, sampai sekarang belum terbayar," katanya, Selasa (11/8/2025).

Menurut dia, total sekitar 2.000 nelayan yang belum mendapatkan ganti rugi. Rinciannya, sebanyak 1.200 di Sampang, dan sekitar 800 orang dari Pamekasan. 

Upaya meminta ganti rugi sudah dilakukan melalui beberapa kali pertemuan dengan Petronas.

Bahkan, sudah ada rincian ganti rugi per kecamatan. "Pada pertemuan itu sudah ada nominal ganti rugi para nelayan per kecamatan," katanya. 

Ganti rugi nelayan di Kecamatan Banyuates sebesar Rp 6,35 miliar, Ketapang Rp 5,45 miliar, dan Kecamatan Sokobanah sebesar Rp 3,99 miliar.

Sementara itu, di Kecamatan Batumarmar Rp 3,15 miliar dan Kecamatan Pasean Rp 2,25 miliar.

"Bahkan pimpinan Petronas Carigali, Erik Yogapurana, pun berjanji akan memberikan ganti rugi kepada nelayan," katanya.

Ia mengatakan, sempat ada pertemuan antara nelayan dengan Petronas, sehingga nelayan memiliki kepastian ganti rugi pada bulan Juli 2025.

Adapun Senior Government & Stakeholder Relations Manager Petronas, Erik Yogapurana menyampaikan belum bisa memberikan keterangan resmi.

"Silakan konfirmasi melalui tim yang berwenang memberikan statement dari perusahaan kami," katanya.

Yoga mengatakan, pihaknya tidak memiliki kewenangan untuk memberikan pernyataan sesuai prosedur perusahaan.

Kompas.com telah mengirimkan surat elektronik kepada Petronas sesuai alamat yang disampaikan Yoga, tetapi belum mendapatkan jawaban. 

https://surabaya.kompas.com/read/2025/08/12/180259378/setahun-sudah-ribuan-nelayan-di-pamekasan-sampang-belum-terima-ganti-rugi

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com