BATU, KOMPAS.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Batu, Jawa Timur, membuka opsi penutupan sementara Alun-alun Kota Batu selama proses revitalisasi besar-besaran yang akan segera dilaksanakan.
Opsi ini dipertimbangkan untuk kelancaran pengerjaan fisik yang dikhawatirkan akan menemui banyak kendala jika kawasan tetap dibuka untuk umum.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Batu, Dian Fachroni, menjelaskan bahwa keputusan penutupan akan bergantung pada tingkat kesulitan teknis di lapangan.
"Kalau memang secara pelaksanaan fisiknya ada kesulitan, kemungkinan ya (ditutup total). Kemungkinan opsinya itu," kata Dian pada Senin (11/8/2025).
Namun, opsi lainnya yakni membuka sebagian kawasan alun-alun.
"Kalau memang ternyata butuh pelaksanaan fisik total tapi bisa menggunakan kawasan alun-alun sebagian dengan penjadwalan maka mungkin dibuka separuh," katanya.
Kesulitan utama yang dikhawatirkan dan perlu diantisipasi adalah penempatan alat-alat berat seperti crane yang membutuhkan ruang tapak yang luas, sementara area di sekitar alun-alun sangat terbatas dan padat aktivitas.
Kondisi ini mendorong Pemkot Batu untuk mempertimbangkan skema pengerjaan terpadu yang melibatkan seluruh kawasan. Menurutnya, dikhawatirkan tidak memungkinkan menempatkan alat berat seperti crane di tengah jalan yang padat.
Akibatnya, area konstruksi harus memanfaatkan ruang di dalam alun-alun itu sendiri.
"Kalau kita menggunakan alat berat, tapaknya crane ada di mana kita kesulitan. Bisa jadi akhirnya tapak-tapak konstruksi itu ada di dalam area ini (alun-alun)," ujarnya.
Revitalisasi alun-alun juga dimungkinkan tidak berjalan parsial, melainkan terintegrasi dengan proyek penataan lain di sekitarnya. Hal ini mencakup seperti rencana e-parking one gate system dari Dinas Perhubungan dan revitalisasi UMKM oleh Diskumdag Kota Batu.
"Ini kan seharusnya kita bicarakan bersama-sama. Kita revitalisasi bersama kawasan alun-alun. Kalau itu terjadi sekalian, katakanlah butuh waktu 6 bulan menyelesaikan ini semua, kita bisa lebih bersiap dan tidak bolak-balik parsial yang menimbulkan gejolak di masyarakat," paparnya.
Ia mencontohkan, jika sistem parkir selesai dibangun, kemudian disusul pengerjaan fisik alun-alun yang kembali menutup jalan, hal itu akan sangat tidak efektif. Dengan pendekatan terintegrasi, seluruh pekerjaan besar diharapkan dapat diselesaikan dalam satu waktu.
"Kalau itu terjadi sekalian, katakanlah butuh waktu 6 bulan menyelesaikan ini semua, kita bisa lebih bersiap dan tidak parsial. Ini untuk menghindari gejolak di masyarakat," jelasnya.
Dian memaparkan bahwa revitalisasi akan berjalan secara bertahap. Proyek terdekat yang akan dieksekusi dalam waktu dekat adalah perbaikan total fasilitas toilet.
"Dalam waktu dekat kami akan merevitalisasi kamar mandi. Pengerjaannya akan dimulai akhir bulan ini dan diperkirakan memakan waktu maksimal tiga bulan," jelasnya.
Renovasi toilet akan dilakukan secara bertingkat. Lantai bawah akan difungsikan untuk ruang janitor dan toilet khusus bagi penyandang disabilitas serta perempuan.
Sementara itu, toilet laki-laki akan dipindahkan ke lantai atas, lengkap dengan fasilitas mushala. Pengerjaan akan dimulai dari lantai atas agar fasilitas di lantai bawah masih dapat digunakan oleh pengunjung.
"Toilet akhir bulan ini. Kurang lebih sekitar maksimal 3 bulan. Tapi itu kan bertahap kita kerjakan dulu yang atas. Yang bawah masih bisa digunakan. Begitu yang atas sudah selesai nanti yang bawah bertahap," katanya.
Nantinya, fokus utama revitalisasi ini adalah penggantian ikon alun-alun, yakni bianglala, yang kondisi konstruksinya sudah tidak layak dan membahayakan keselamatan.
"Konstruksinya anjlok dan posisinya miring. Tingkat keselamatannya bermasalah. Maintenance berkali-kali pun akan berisiko, maka solusinya adalah beli baru," ungkap Dian.
Saat ini, DLH telah mengontrak pihak ketiga untuk membuat Detail Engineering Design (DED) yang akan selesai dalam 60 hingga 90 hari ke depan. Anggaran sementara yang diajukan dalam KUA-PPAS adalah sebesar Rp 5,5 miliar, namun jumlah ini masih dinamis menunggu kesepakatan bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Pemkot Batu dan Banggar DPRD Kota Batu.
Jika anggaran disetujui, DLH berharap dapat melakukan tender dini antara November-Desember 2025, sehingga pengerjaan fisik dapat dimulai pada awal Januari 2026. Bersamaan dengan itu, bianglala lama akan dilelang setelah berkoordinasi dengan Bidang Aset BKAD Kota Batu.
Selain bianglala, tata letak alun-alun juga akan dirombak. Area di dekat air mancur akan diubah menjadi amphitheater atau panggung terbuka dengan tempat duduk berundak, terinspirasi dari ruang publik di kawasan Thamrin, Jakarta.
"Konsekuensinya, area bermain anak atau playground akan kami pindahkan dan terkumpul jadi satu di area pojok, bersama dengan komidi putar," katanya.
https://surabaya.kompas.com/read/2025/08/11/162537878/ada-opsi-alun-alun-kota-batu-ditutup-sementara-begini-penjelasan-pemkot