Salin Artikel

Detik-detik Motor Mahasiswa KKN di Lumajang Dicuri, Pelaku Pakai Masker dan Jaket Hitam

Kamera CCTV berada tepat di rumah yang menghadap langsung dengan pagar yang dirusak komplotan pencuri sebelum membawa kabur motor milik mahasiswa KKN.

Dalam rekaman kamera CCTV, tampak tiga orang pelaku pencurian datang ke rumah Kepala Desa Tempeh menggunakan sepeda motor berwarna hitam dan berboncengan tiga.

Semua pelaku menggunakan jaket berwarna hitam dan bermasker.

Dua di antaranya memakai helm berwarna biru dan hitam.

Sementara itu, satu pelaku lain tidak menggunakan helm tetapi menutupi bagian kepalanya menggunakan topi hoodie.

Salah satu pelaku yang tidak menggunakan helm awalnya membobol gembok pagar rumah Mansur dengan alat yang dipegangnya.

Adapun dua pelaku lainnya memantau situasi.

Setelah gembok dibongkar, pelaku langsung masuk dan mengambil motor milik mahasiswa KKN.

Saat itu, pelaku masih sempat memindahkan motor Beat yang menghalangi jalan keluar motor Vario yang jadi targetnya.

Satu motor Vario lalu ditarik ke luar pagar dan diberikan kepada temannya yang sudah menunggu.

Pelaku lantas masuk lagi dan mengambil motor Vario lagi.

Aksi para pelaku ini terbilang nekat lantaran berlangsung cukup lama untuk menjalankan aksinya, yakni kurang lebih 4 menit.

Bahkan, saat mengambil motor kedua, pelaku sempat menyalakan motor tersebut di dalam halaman rumah kepala desa.

Tidak hanya itu, salah satu pelaku yang bertugas mengamati situasi juga sempat turun dari motornya untuk menutup kembali pagar rumah kepala desa sebelum meninggalkan lokasi.

Kepala Desa Tempeh Tengah Muhammad Mansur Sah mengatakan, aksi pencurian motor mahasiswa KKN di rumahnya terjadi sekitar jam setengah 3 malam.

Menurutnya, dari rekaman kamera CCTV, aksi pencurian terlihat dilakukan oleh tiga orang pelaku.

"Kejadiannya jam setengah 3, kalau di CCTV itu kelihatan mulai beraksi pukul 02.27 dan keluar 02.34, pelaku ada 3 orang," kata Mansur di rumahnya, Jumat (8/8/2025).

Mansur menceritakan, motor para mahasiswa KKN diparkir di halaman rumahnya dan sudah ada pagar yang terkunci.

Menurutnya, para pelaku pencurian membobol kunci pagar rumahnya dan langsung membawa motor para mahasiswa.

"Masuk dengan membobol pagar, dua sepeda motor Vario, di sini terparkir motor anak KKN 6 unit, yang diambil 2 motor pelat luar kota," katanya. 

Adapun jumlah mahasiswa Unej yang KKN di Desa Tempeh Tengah berjumlah 13 orang.

Kapolsek Tempeh AKP Syamsul Arifin membenarkan peristiwa pencurian yang menimpa mahasiswa KKN asal Universitas Jember.

Menurutnya, saat ini polisi masih melakukan penyelidikan berbekal kamera CCTV yang ada di lokasi kejadian.

"Benar ada pencurian di rumah kepala desa, korbannya mahasiswa KKN, saat ini polisi masih melakukan penyelidikan," kata Syamsul.

https://surabaya.kompas.com/read/2025/08/11/110210578/detik-detik-motor-mahasiswa-kkn-di-lumajang-dicuri-pelaku-pakai-masker-dan

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com