Perundungan ini dipicu protes yang dilakukan MM terkait dugaan pungutan liar (pungli) oleh oknum Liaison Officer (LO) dalam kegiatan pengenalan kehidupan kampus bagi mahasiswa baru (PKKMB) pada Selasa, 5 Agustus 2025.
Paman korban, M Sultan Fuadi, menjelaskan bahwa penculikan dan penganiayaan terhadap keponakannya terjadi keesokan harinya, yaitu 6 Agustus 2025, saat MM hendak pulang ke rumah indekosnya setelah mengikuti PKKMB.
"Jadi saat kegiatan PKKMB itu, keponakan saya sempat cekcok dengan seniornya sekaligus salah satu panitia berinisial MF," ujarnya, Senin (11/8/2025).
Sultan menambahkan bahwa MM dianggap merusak acara PKKMB yang telah dirancang panitia.
Dalam acara tersebut, MM dan puluhan mahasiswa lainnya memprotes adanya oknum LO yang diduga melakukan pungli.
"Aksi protes itu dilakukan karena maba ingin meminta penjelasan, kenapa iuran (perlengkapan) terlalu besar. Ternyata banyak juga maba yang dipungut biaya oleh oknum panitia itu, sehingga aspirasi itu disampaikan dalam kegiatan," ungkapnya.
Aksi protes ini diduga memicu kemarahan panitia, yang mengakibatkan ketegangan antara dua kubu.
Bahkan, salah satu panitia mengalami cedera dan harus dirawat di RSUD Syamrabu Bangkalan.
Hal ini diduga menjadi pemicu penganiayaan yang dialami oleh MM.
"Mirisnya lagi, di lokasi saat keponakan saya dianiaya, MF ada di sana dan tidak berusaha melerai," ujarnya.
Akibat kejadian tersebut, Sultan dan MM melaporkan kasus ini ke Polres Bangkalan.
Laporan tersebut tercatat dalam surat tanda terima laporan nomor STTLP/8/150/VB/2025/SPKT/Polres Bangkalan/Polda Jawa Timur.
Sementara itu, Wakil Rektor III UTM, Surokim, mengaku telah menyelidiki kasus ini.
Menurutnya, aksi perundungan tersebut tidak dilakukan mahasiswa atau senior UTM.
"Sejauh ini dugaan pemukulan itu tidak dilakukan oleh senior atau mahasiswa UTM," tegasnya.
Meski demikian, Surokim berkomitmen mengusut kasus ini dan tidak akan mentolerir aksi kekerasan yang dilakukan siapa pun, terutama oleh warga kampus.
"Kami punya satgas terkait itu akan langsung bergerak melakukan penyelidikan jika itu terjadi karena kampus UTM komitmen tidak menolerir berbagai tindak kekerasan," ujarnya.
Ketika ditanya mengenai keberadaan MF di lokasi penganiayaan dan peran MF dalam mengintimidasi korban, Surokim enggan memberikan komentar lebih lanjut.
"Silahkan tanya langsung pada yang bersangkutan," ujarnya.
Di sisi lain, MF saat dihubungi mengaku tidak melihat kejadian tersebut.
Namun, saat ditanya apakah ia berada di lokasi penganiayaan, MF enggan menjawab.
"Saya tidak melihat," jawabnya singkat.
Sebelumnya, MM dilaporkan diculik di area kampus oleh sejumlah orang menggunakan mobil.
Korban kemudian dibawa ke sebuah rumah indekos di sekitar UTM, di mana ia dipaksa menandatangani surat pernyataan oleh MF.
Setelah itu, MM dianiaya orang tak dikenal hingga mengalami luka di wajah dan kepala bocor.
https://surabaya.kompas.com/read/2025/08/11/103416678/mahasiswa-baru-utm-dianiaya-senior-di-rumah-kos-diduga-akibat-protes-dugaan