Salin Artikel

Terekam CCTV, Penjambret Bersenjata Celurit yang Lukai Perempuan di Pasuruan Ditangkap

Pelaku diamankan berkat rekaman kamera CCTV serta akurasi data, yang membuat wajah dan pergerakan pelaku terdeteksi meski sudah bersembunyi selama 3 hari di rumah temannya.

Modus pelaku saat menjambret yakni berpura-pura menanyakan alamat kepada korban.

"Wajah pelaku memang terlihat jelas di CCTV. Setelah dilakukan analisis wajah dan ciri-ciri lainnya, pelaku baru bisa ditangkap di rumah temannya," kata Kasatreskrim Polres Pasuruan Kota, Iptu Choirul Mustofa, Kamis (07/08/2025).

Choirul menyampaikan bahwa sebelum berhasil menangkap pelaku, pihaknya melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) serta penelusuran sejumlah video CCTV di beberapa titik.

Mulai dari wajah, ciri-ciri khusus, warna baju, motor warna hitam, dan pergerakan saat pelarian diamati. 

Mendapati ciri-ciri tersebut, penyidik langsung menganalisis pelaku dengan daftar nama pelaku aksi kejahatan penjambretan.

"Hasilnya ternyata satu residivis curanmor yang mirip dengan pelaku, sehingga tim Resmob langsung menyanggong selama 3 hari. Namun pelaku tidak ada, melainkan bersembunyi di rumah temannya dan langsung kita bawa ke Polres," katanya. 

Saat pemeriksaan, pelaku berinisial EKPM (40), warga Kampung Pucangan, Kelurahan Purworejo, Kota Pasuruan mengakui bahwa celurit sudah disiapkan dan digunakan jika sudah terdesak.

Saat melakukan aksi penjambretan tas milik SIW, pelaku mengaku terpaksa mengeluarkan celurit karena tidak berhasil merampas tas korban.

"Pelaku berpura-pura menanyakan alamat. Saat korban lengah, pelaku merampas tas. Namun korban mempertahankan sampai tali tas terputus. Karena terdesak, pelaku mengeluarkan celuritnya," katanya.

SIW, seorang perempuan asal Jl Darmoyudo, Kelurahan Purworejo, Kecamatan Purworejo, Kota Pasuruan, Jawa Timur, pada Minggu (04/08/2025), mengalami luka parah terkena sabetan celurit seorang laki-laki yang tidak dikenalnya di depan rumahnya.

Korban mencoba mempertahankan tas miliknya hingga tali tas terputus.

Sementara itu, pelaku mengeluarkan sebilah celurit dan mencoba melukai korban.

Meski mendapat ancaman, korban masih terus melakukan perlawanan dengan menahan sabetan celurit.

Sontak, korban pun berteriak meminta pertolongan warga sekitar.

Akibat peristiwa itu, korban harus mendapatkan perawatan medis dengan 24 jahitan di jari dan telapak tangannya.

Sementara itu, pelaku melarikan diri dan aksinya terekam di CCTV.

https://surabaya.kompas.com/read/2025/08/07/181445478/terekam-cctv-penjambret-bersenjata-celurit-yang-lukai-perempuan-di-pasuruan

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com