Koordinator pelaksana proyek Andre Pandora mengatakan, masih ada saja orang yang menerobos melalui titik perbaikan di kilometer 233+500 atau Tikungan Mbah Singo.
"Serba repot mereka maksa, ayolah kasih jalan," ungkapnya kepada Kompas.com yang juga menirukan orang ketika meminta akses jalan, Selasa (5/8/2025).
Orang yang menerobos memang tak banyak, mereka ialah warga setempat, Desa Sidomulyo Kecamatan Silo, tak jauh dari area perbaikan. Beberapa memiliki warung.
Andre menjelaskan, mereka biasanya ingin belanja atau 'kulak' di warung yang berada di sebrang area perbaikan jalur Gumitir, meminta akses jalan sebentar.
Alih-alih melarang, ia justru mengawal mereka melintasi jalur perbaikan untuk memastikan keselamatannya.
"Misal mau ke warung atau kulak LPG, mobilnya kita minta parkir di pos dan dia ngimbal pakai motor," ujar Andre.
Ia terpaksa memperbolehkan dengan syarat mereka memakai helm dan rompi proyek dan mendapat pengawalan pekerja.
Menurutnya, sulit melarang warga setempat sepenuhnya.
"Kami berikan akses ketika jam istirahat siang hari, saat aktivitas proyek berhenti," tutur pria asal Desa Suci Kecamatan Panti, Jember itu.
Selain warga setempat, Andre pernah melihat masih ada saja mobil yang ingin melalui jalur Gumitir dan menerobos proyek, namun berhasil dicegat oleh penjaga proyek di posko.
"Tengah malam hingga pagi rawan, kami sudah perketat lagi penjagaan pos satu dari arah Jember dan pos dua di Kalibaru, Banyuwangi," terangnya.
Selama 24 jam, petugas kepolisian dan dinas perhubungan Jember selalu bersiapa di tiap pos tersebut secara bergantian.
https://surabaya.kompas.com/read/2025/08/06/202557278/warga-terobos-area-perbaikan-jalur-gumitir-pekerja-proyek-terpaksa-mengawal