Salin Artikel

Temuan Penggalan Kepala Kucing Bikin Geger Pedagang Pasar Sepanjang Sidoarjo

Kejadian ini pertama kali dibahas di media sosial, khususnya melalui akun TikTok @momscat.tina, yang memicu perbincangan luas di kalangan netizen.

Salah satu pedagang bumbu, Sulastri, mengonfirmasi informasi tersebut.

"Iya benar, awalnya saya lihat video viral itu di TikTok ada penemuan kepala kucing di dekat makam sana," ungkapnya pada Senin (4/8/2025).

Dia menambahkan bahwa biasanya banyak kucing jalanan berkeliaran di sekitar lapak-lapak pedagang untuk mencari sisa makanan, namun belakangan ini, keberadaan kucing tersebut semakin jarang.

"Biasanya banyak kucing di dalam pasar ini, tapi belakangan banyak yang hilang, begitu juga dengan kucing saya," ujarnya dengan rasa penasaran.

Sulastri juga menceritakan bahwa salah satu pedagang ikan asin di pasar tersebut menemukan tiga kepala kucing tanpa badan di bawah meja dagangnya.

"Lima hari yang lalu, pedagang pindang menemukan tiga kepala kucing di bawah lapaknya,” tuturnya.

Kabar ini semakin memvalidasi informasi yang beredar di kalangan pedagang.

"Para pedagang rame-rame berkumpul di situ. Akhirnya orang-orang percaya video viral itu, ternyata memang benar ada," imbuhnya.

Meskipun jumlah pasti kepala kucing yang ditemukan belum diketahui, situasi ini membuat para pedagang merasa was-was.

Menyusul kejadian tersebut, banyak pedagang yang membawa pulang kucing-kucing jalanan yang mereka pelihara di pasar karena takut menjadi korban terduga jagal.

"Kucing yang biasanya saya beri makan di sini sampai saya bawa pulang sekarang. Saya tidak mau kucing ini jadi korban selanjutnya,” keluhnya.

Sulastri juga mengaku tidak mengetahui siapa pelakunya, tetapi belakangan ini ia melihat empat orang mencurigakan berkeliling di dalam pasar saat kondisi sepi.

"Empat orang misterius itu datang saat malam hari dengan membawa kardus dan terlihat mencari-cari kucing yang berkeliaran," paparnya.

Bahkan, salah satu dari mereka sempat meminta kucing milik Sulastri, namun ia menolak permintaan tersebut.

"Sempat diminta kucing saya, tidak saya berikan. Biasanya kalau suami istri itu nunggu pedagang sepi baru masuk pasar, kalau bapak dan anak perempuan itu biasanya malam-malam sambil membawa kardus gitu," urainya.

Setelah kejadian viral ini, keempat orang yang dicurigai tersebut kini jarang terlihat lagi di pasar.

Sulastri berharap agar pihak berwenang segera turun tangan.

"Tapi setelah viral itu, empat orang tersebut jarang terlihat lagi keliling di pasar," tandasnya.

Ia berharap aparat segera bertindak dan mengamankan terduga jagal agar tidak meresahkan para pedagang di Pasar Sepanjang Sidoarjo.

https://surabaya.kompas.com/read/2025/08/05/193656878/temuan-penggalan-kepala-kucing-bikin-geger-pedagang-pasar-sepanjang

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com