Sebelumnya, ibu muda bernama Anik Mutmainah meninggal dunia saat melihat karnaval sound horeg di desanya.
Video meninggalnya Anik, kemudian viral di berbagai platform media sosial seperti facebook, instagram, hingga TikTok.
Mujiarto mengungkapkan, meski saat itu istrinya antusias menonton sound horeg, ia mengatakan, suara yang dihasilkan sound sangat keras.
Bahkan, ia menyebut, kerasnya suara yang dihasilkan sound horeg berbahaya untuk kesehatan.
"Dibilang gak bahaya ya bahaya, suaranya kan keras, kalau dibilang gak bahaya kan gak masuk akal," kata Mujiarto di rumah duka, Minggu (3/8/2025).
Mujiarto menerangkan, saking kerasnya suara yang dihasilkan sound horeg saat itu, warga yang menonton sempat berhamburan menjauh.
Namun, saat suaranya mengecil, warga yang menonton kembali mendekat ke sound.
"Semua yang nonton-nonton itu pasti lari (saat suara keras) nanti mendekat lagi (saat suaranya kecil), kecuali penarinya," terang Mujiarto.
Meski mengakui, istrinya meninggal karena sound horeg, Mujiarto mengaku, pihak keluarga sudah ikhlas ditinggal Anik untuk selamanya.
"Ya mau bagaimana lagi, namanya umur kan gak ada yang tahu, tapi kalau perantaranya ya itu (sound horeg), tapi saya ya ikhlas karena sudah takdirnya," ujarnya.
Mujiarto berharap, ke depannya pelaksanaan karnaval desa yang menggunakan sound tidak lagi dibunyikan dengan suara keras.
"Biasa-biasa saja sound itu, sederhana saja," pungkasnya.
https://surabaya.kompas.com/read/2025/08/04/134617578/suami-korban-meninggal-di-karnaval-sound-horeg-suaranya-keras-nggak-masuk