Tidak hanya sulit ditemukan, antrean untuk membeli BBM pun mencapai ratusan meter.
Di tingkat pengecer, harga BBM kini melonjak hingga Rp 30.000 - 35.000 per botol air mineral ukuran 1,5 liter.
Sugi, seorang warga Desa Labruk Kidul, Kecamatan Sumbersuko, mengaku terpaksa membeli BBM jenis pertamax dengan harga Rp 30.000 per botol.
Ia mendapatkan BBM tersebut dari sebuah mobil pikap yang sedang memindahkan isi tangkinya ke jeriken di pinggir jalan Desa Labruk Lor, Kecamatan Lumajang.
Ironisnya, lokasi pemindahan BBM tersebut tidak jauh dari stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) Labruk yang saat itu tutup karena proses bongkar muat BBM dari truk tangki Pertamina.
"Terpaksa beli di sini, SPBU-nya tutup, dapat harga Rp 30.000 satu botol, kalau gak diisi gak bisa pulang," keluh Sugi pada Selasa (29/7/2025).
Sugi juga menyoroti kesulitan mendapatkan BBM di kotanya disebabkan oleh banyaknya warga dari Jember yang mencari BBM hingga ke Lumajang akibat stok di Jember kosong.
Penjual BBM yang menjual kepada Sugi berasal dari Kecamatan Panti, Kabupaten Jember.
"Orang Lumajang beli bensin ke orang Jember, padahal belinya di Lumajang," ujarnya.
Di sisi lain, Farhan, seorang tengkulak BBM dari Jember, menyatakan bahwa ia terpaksa memborong BBM di Lumajang karena stok di Jember kosong dalam beberapa hari terakhir.
BBM yang dibeli akan dibawa kembali ke Jember untuk dijual kepada orang lain, sementara sisanya digunakan untuk kebutuhan sehari-hari.
"Mau dibawa ke Jember, di sana kosong gak ada bensin," ungkap Farhan.
Pantauan Kompas.com menunjukkan bahwa setelah memindahkan BBM ke jeriken, mobil pikap tersebut kembali antre di SPBU untuk membeli BBM lagi.
BBM yang sudah dipindahkan, kemudian diangkut dengan kendaraan lain yang diduga menuju Jember.
BBM jenis pertamax menjadi pilihan karena pembeliannya tidak dibatasi oleh SPBU, meskipun harga per liter bervariasi antara Rp 30.000 - 35.000.
Sebagai perbandingan, harga pertamax di SPBU hanya Rp 12.500 per liter.
"Kalau di Jember nanti dijual Rp 35.000 yang botol besar (ukuran 1,5 liter), yang kecil (ukuran 1 liter) Rp 25.000," jelas Farhan.
Menanggapi situasi ini, Kabag Perekonomian dan Sumber Daya Alam Setda Lumajang, Yudo Hariyanto, menjelaskan bahwa pihaknya tidak dapat membatasi pembelian BBM di SPBU, terutama untuk BBM non-subsidi seperti pertamax dan pertamax turbo.
"BBM yang non-subsidi memang tidak diatur, tapi kami mengimbau pada masyarakat jangan membeli yang berlebihan," imbuhnya.
https://surabaya.kompas.com/read/2025/07/29/191722778/harga-bbm-eceran-di-lumajang-tembus-rp-35000-per-botol