Salin Artikel

Melihat Ikan Lele dengan Bobot Ekstrem di Kediri, Paling Berat 11 Kilogram

KEDIRI, KOMPAS.com - Kabupaten Kediri, Jawa Timur, dikenal sebagai salah satu daerah penghasil lele nasional dengan tingkat produksinya mencapai 15.000 ton per tahun.

Pembudidayanya tersebar hampir di seluruh wilayah sehingga kondisi itu membuat keberadaan ikan lele menjadi cukup mudah ditemui.

Perihal ukuran per ekor juga cukup beragam. Mulai dari ukuran paling kecil atau benih, ukuran normal konsumsi, hingga ukuran yang paling ekstrem.

Keberadaan ukuran ekstrem atau di atas rata-rata ukuran konsumsi tersebut ternyata juga cukup banyak jumlahnya. Bahkan mencapai bobot lebih dari 5 kilogram per ekor.

Hal itu terekam dari animo peserta lomba ageng-agengan lele atau lomba bobot lele dalam event Kediri Aquatic 2025 di Hall Simpang Lima Gumul Kediri pada medio Juli 2025.

Dari lomba tahunan itu tercatat sejumlah lele berukuran ekstrem. Yakni, lele milk Meida Lestari asal Kecamatan Wates dengan bobot 11,36 kilogram dan panjang 114 sentimeter sekaligus sebagai pemenang pertama.

Disusul oleh lele milik Agung Wibowo asal Kecamatan Wates dengan bobot 10,52 kg dan panjang 115 sentimeter, lele milik Ubaidillah Aziz asal Surowono dengan bobot 10,51 kg dan panjang 114 sentimeter, Bagus Trio Apriliawan 10,49 kg dan panjang 113 sentimeter.

Event itu merupakan kegiatan pemerintah dan para pegiat perikanan untuk mengangkat lebih tinggi potensi perikanan di Kabupaten Kediri.

Salah satu pemilik ikan lele berukuran ekstrem, Agung Wibowo, mengatakan, lelenya tersebut berusia sekitar 5 tahunan yang dipeliharanya di empang resapan bersama lele lainnya.

“Itu dulu saya beli dari teman-teman lalu saya pelihara sudah lebih dari 5 tahunan,” ujar Agung Wibowo kepada Kompas.com, Senin (28/7/2025).

Berbeda dengan pembudidaya lainnya yang menjadikan lele sebagai komoditas bisnis, Agung menggunakan lele tersebut sebagai penopang budidaya ikan koinya.

Yakni, dengan memanfaatkan sifat ikan lele yang predator dan omnivora untuk mengurai sampah budidaya. Sehingga dia menempatkannya pada kolam resapan.

“Selain ikan koi sebagai bidang utama, saya juga punya kolam ikan nila. Nah lele itu makanannya selain pelet ya ikan-ikan lain yang mati itu,” kata Agung pemilik Agung Koi Farm (AKF).

Potensi lele di Kediri

Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Kediri, Nur Hafid, mengatakan, potensi sektor perikanan di Kediri cukup besar dalam menopang perekonomian daerah bersama dengan sektor lainnya, termasuk pertanian.

“Perikanan ikan lele ini termasuk komoditas unggulan,” ujar Nur Hafid pada Kompas.com.

Menurutnya, produksi ikan lele di wilayahnya kurang lebih mencapai 15.000 ton per tahun atau rata-rata sekitar 50 ton per hari. Jumlah itu dihasilkan oleh sekitar 2.500 pembudidaya yang tersebar di sejumlah wilayah.

Selain lele konsumsi, juga ada jenis produksi benih lele. Produksinya sebanyak 17 miliar ekor per tahun yang dihasilkan oleh sekitar 1.500 pembenih ikan lele.

“Kalau nilai ekonomisnya sekitaran Rp 300 miliar,” lanjut Nur Hafid.

Pihaknya terus berupaya meningkatkan potensi ikan lele agar semakin berkembang, termasuk melalui lomba-lomba maupun sosialisasi produk turunan dari lele bagi UMKM.

https://surabaya.kompas.com/read/2025/07/29/121745678/melihat-ikan-lele-dengan-bobot-ekstrem-di-kediri-paling-berat-11-kilogram

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com