Salin Artikel

BBM Langka di Jember, Kerugian Rp 7 Miliar per Hari, Kadin Minta Pertamina Tanggung Jawab

Bahkan, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jember menaksir kerugian mencapai Rp 7 miliar per hari, akibat kelangkaan BBM ini.

Wakil Ketua Bidang UMKM, Koperasi, dan Ekonomi Kreatif Kadin Jember Rendra Wirawan menyampaikan, pihaknya telah membuat analisa sementara terkait kerugian tersebut.

Berdasarkan data yang didapat, pasokan BBM ke 41 stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Jember tak kurang dari 700 liter per hari.

"Kalau bensinnya saja yang Pertalite itu Rp 10.000 dikalikan 700 liter berarti lebih kurang Rp 7 miliar."

"Kalau ini terjadi sudah empat hari berarti kan, akan memberikan ruang hampir Rp 28 miliar ya."

Demikian penuturan Rendra dalam jumpa pers pernyataan sikap Kadin atas kelangkaan BBM di Senyum Media Jalan Kalimantan Kelurahan/Kecamatan Sumbersari, Jember, Senin (28/7/2025).

Ia menegaskan, kelangkaan BBM bisa berdampak signifikan pada pergerakan ekonomi. Kendati begitu, ia tetap berharap tidak berefek ke semua sektor, terlebih para petani di desa.

"Nilai-nilai rupiah kita belum menghitung secara rill ya, tapi secara rasional jelas itu sudah terjadi dan itu sangat memengaruhi nilai inflasi," kata Rendra.

Buruknya mitigasi Pertamina, kata dia, mengakibatkan antrean BBM di seluruh SPBU Jember.

Pihaknya meyakini, jika sebulan sebelum penutupan jalur Gumutir Jember-Banyuwangi perencanaan disiapkan matang, hal tersebut tak akan terjadi.

Pihaknya mengaku prihatin atas kekacauan yang terjadi di Jember sejak beberapa hari lalu.

Ia mendesak PT Pertamina bertanggung jawab penuh dan segera mengambil langkah konkret mengatasikelangkaan BBM di Jember hingga mengganggu roda ekonomi masyarakat.

"Sikap manajemen Pertamina di area ini yang terkesan tidak profesional dan abai terhadap dampak ekonomi yang ditimbulkan sangatlah mengecewakan," tegasnya.

Area Manager Communication, Relations dan CSR Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus, Ahad Rahedi mengaku telah memetakan alternatif distribusi sejak pertengahan bulan ini sebagai upaya mitigasi.

Rute alternatif tersebut dari Depo Tanjungwangi Banyuwangi melalui jalur Situbondo-Arak-arak-Bondowoso-Jember.

"Yang mana sebelumnya dari Banyuwangi-Gumitir langsung disalurkan ke Jember," kata dia.

Mitigasi lainnya ialah berkoordinasi dengan Satlantas Polres setempat agar memprioritaskan kendaraan pengangkut BBM maupun LPG.

Meski demikian, kemacetan masih dialami di tengah pengiriman. "Imbas dari kemacetan ini mengakibatkan round time hours (RTH) yang semula hanya empat jam menjadi 11 jam," kata Ahad.

Menyusul panjangnya waktu yang dibutuhkan, Pertamina akhirnya memutuskan mengalihkan pasokan ke Pertamina Instalasi Surabaya Group dan Fuel Terminal Malang.

Kebijakan ini untuk menghindari truk tangki BBM terjebak kemacetan di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi.

Pelaksanaan pengalihan itu sudah dilakukan sejak hari pertama penutupan jalur Gumitir, 24 Juli. Pihaknya juga sudah mengeluarkan 79 unit bantuan.

"Terdapat 79 mobil tanki bantuan yang sudah kita sediakan, masing-masing berasal dari suplai Banyuwangi, Surabaya, dan Malang dengan tetap mempertimbangkan jalur yang dilalui yang hanya bisa dilintasi maksimal kapasitas 16 dan 24 kilokalori," sambung dia.

Antisipasi lain yang tengah disiapkan ialah meminta bantu pasokan BBM ke SPBU di wilayah Jember dari Tuban dan Madiun, sebagai upaya mempercepat normalisasi penyaluran.

"Bagi masyarakat yang akan berpergian menuju wilayah Tapal Kuda diharapkan mengisi penuh tanki bahan bakar kendaraannya sebelum masuk ke wilayah Bondowoso, Jember, Situbondo, dan sekitarnya," imbau dia. 

https://surabaya.kompas.com/read/2025/07/28/143749978/bbm-langka-di-jember-kerugian-rp-7-miliar-per-hari-kadin-minta-pertamina

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com