Salin Artikel

Mengenal Gringsing Dhahanapura, Motif Batik Lidah Api Khas Kediri

Batik ini terinspirasi dari kekayaan sejarah Kerajaan Panjalu, yang dikenal sebagai Dahanapura, yang berarti kota api.

Motif Gringsing Dahanapura mengacu pada pola batik yang menyerupai sisik yang berulang, sementara Dahanapura disimbolkan dengan gambar sulur atau lidah api.

"Semua motif bisa dikatakan batik khas Kabupaten Kediri kalau ada Gringsing Dahanapura," ujar Sih Panganti (44), seorang pembatik di Kediri, saat diwawancarai pada Rabu (23/7/2025).

Perpaduan antara dua visual gambar tersebut sering dipadukan dengan motif lain, sesuai dengan kreativitas pembatik, sehingga Gringsing Dahanapura semakin bervariasi dan menarik.

"Motif lain hanya sebagai penunjang atau pemanis, seperti motif Gumul, motif nanas madu, motif mangga podang, motif kuda lumping," tambah Sih yang juga pemilik Batik & Art Gallery Lochatara di Desa Jajar, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri.

Batik khas Kediri ini semakin diminati konsumen, terutama setelah sering dipakai dalam event-event fashion nasional.

Selain itu, batik ini juga menjadi oleh-oleh yang populer di kalangan wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Kediri.

Mengenai harga, Sih menjelaskan bahwa harga batik bervariasi, tergantung pada kerumitan dan keindahan corak yang ada.

"Untuk harga kisaran antara Rp 100 ribu sampai Rp 3 jutaan," pungkasnya.

Adi Wahyono, pegiat batik lainnya, menyatakan bahwa batik khas Kediri mulai bergeliat sejak tahun 2010.

Ia menjadi salah satu orang yang ditugasi pemerintah daerah untuk merancang batik khas Kediri.

"Dulu saya juga disekolahkan oleh Pemkab ke Jogja khusus belajar batik," ungkap Adi Wahyono, alumni Senirupa Unesa Surabaya.

Pria berusia 50 tahun ini menambahkan bahwa penggalian motif batik diperkuat dengan penelusuran sejarah Kediri.

"Dikisahkan dulu di abad 12 Masehi, Raja Jayakatwang mengenakan sabuk Gringsing Panjalu saat menemui salah satu musuhnya," ujarnya.

Menurut Adi, Gringsing adalah batik yang berfungsi sebagai penolak bala, di mana "gering" berarti sakit dan "sing" bermakna tidak.

Dari proses tersebut, lahirlah Gringsing Dahanapura yang mengangkat sejarah klasik sebagai ciri khas batik Kediri.

Adi juga menyebutkan bahwa perkembangan batik Kediri semakin pesat setelah Bupati Hanindhito Himawan Pramana menerapkan kebijakan penggunaan batik sebagai seragam pegawai.

"Salah satu atribut pelengkapnya yaitu jenjang atau jarik dengan motif Gringsing Dahanapura itu pencetusnya saya," ungkap Adi.

Seragam pegawai bertema batik

Pemerintah Kabupaten Kediri mulai memberlakukan penggunaan seragam kedinasan dengan motif lidah api pada 3 Maret 2023.

Seragam ini dikenakan karyawan, baik aparatur sipil negara maupun tenaga kontrak, setiap hari Kamis awal bulan dan pada acara besar atau kenegaraan.

Seragam tersebut terbagi dalam tiga bentuk berbeda.

Pakaian pria terdiri dari Wdihan Kadiri Satria untuk seragam kedinasan formal dan Wdihan Kadiri Mapanji untuk seragam harian.

Sementara itu, pakaian perempuan disebut Ken Kadiri, yang dapat digunakan untuk baju dinas formal maupun harian.

Sri Ilham Wahyu Subekti, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Pemkab Kediri, menjelaskan bahwa setiap bagian dari pakaian tersebut memiliki makna dan filosofi tersendiri.

"Baik dari pemilihan warna, jumlah kancing, bentuknya, hingga cara pelipatannya," ujarnya.

Warna merah dan putih pada seragam melambangkan kejayaan dan kebanggaan, serta mengacu pada sejarah Sri Maharaja Jayakatwang yang menjadikan warna tersebut sebagai bendera kerajaannya.

Motif sulur api atau lidah api mencerminkan asal usul sejarah Kediri era kerajaan yang memiliki ibukota di Kota Daha.

Penetapan baju khas ini merupakan upaya Bupati Kediri untuk melestarikan sejarah dan budaya, serta mengangkat perekonomian masyarakat.

"Tahapannya dari penggalian artefaktual seperti candi maupun relief, tekstual sastra kuno, serta cerita rakyat," tambah Ilham.

Kini, baju khas Kediri telah terdaftar di Dirjen Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan HAM sebagai kekayaan intelektual komunal, yang menjelaskan makna dan filosofi dari baju tersebut secara mendetail.

https://surabaya.kompas.com/read/2025/07/23/124753578/mengenal-gringsing-dhahanapura-motif-batik-lidah-api-khas-kediri

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com