Salin Artikel

17 Rekomendasi KNKT Terkait Tragedi KMP Tunu Pratama Jaya

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) telah melakukan investigasi terkait tragedi tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali pada Rabu (2/7/2025).

Menurut data faktual KNKT, kapal kelebihan muatan hingga 3 kali lipat dari kemampuan seharusnya, kapal tidak laik layar dan SDM kapal tidak paham terkait peringatan potensi bahaya.

Setelah melakukan rangkaian investigasi, di hadapan tim Komisi V DPR RI, KNKT mengungkapkan 17 rekomendasi terkait tragedi tersebut kepada stakeholder terkait.

"Agar dilakukan perbaikan pencatatan manifes penumpang dan manifes kendaraan yang disertai informasi berat kendaraan," kata Ketua KNKT, Soerjanto Tjahjono, Selasa (22/7/2025).

KNKT juga mendorong stowage plan atau rencana pemuatan kendaraan ke kapal untuk dicatat secara real sesuai berat kendaraan.

Pengetatan pengawasan juga direkomendasikan, terutama terkait pintu kamar mesin kapal dan pintu rampa kapal yang harus selalu tertutup saat kapal berlayar, pengamatan garis muat atau plimpsoll saat penerbitan surat persetujuan kapal (SPB), dan pengawasan lashing sebelum kapal berlayar.

Evaluasi port time limit juga direkomendasikan agar kru kapal dapat memenuhi atau menentukan waktu lashing, stowage plan serta pemenuhan regulasi lainnya.

Begitu juga dengan evaluasi untuk port capacity dengan mempertimbangkan pemenuhan semua aspek regulasi dan masalah kenyamanan pengguna jasa serta konsekuensi panjang antrean yang akan terjadi.

"Agar dilakukan pengawasan dan pembinaan (sertifikasi) aspek teknis dok atau galangan kapal oleh regulator," ujarnya.

Termasuk di antaranya memastikan rakit kembung penolong (ILR) telah dipasang dengan benar sesuai standar pabrikan, dan memastikan EPIRB dapat berfungsi dalam kondisi darurat serta sesuai dengan registrasi kapal.

Penerapan larangan penumpang berada di kendaraan selama berlayar juga didorong KNKT agar dapat dijalankan dengan baik.

"Agar dilakukan peningkatan pengawasan terhadap pelaksanaan latihan tanggal darurat dilaksanakan sesuai SOP yang berlaku dan mereview pencatatan pelatihan yang dilakukan," pintanya.

Sorotan terhadap lokasi penggelaran kabel laut di jalur pelayaran Ketapang-Gilimanuk juga masuk rekomendasi yang dikeluarkan KNKT.

Terkait manifes, KNKT juga mendorong agar tersusun ketentuan agar pengikut yang ada di dalam kapal, seperti kru kantin, tukang pijat, hingga pedagang asongan juga masuk dalam sijil awak kapal.

"Meningkatkan pengawasan dan implementasi ISM code di semua stakeholder," ucap Soerjanto.

Di samping itu, KNKT juga merekomendasikan untuk meningkatkan awareness terhadap Bridge Resource Management agar kerja sama tim dapat berjalan optimal.

"Agar dilakukan penelitian khusus cuaca Selat Bali dan tempat lain oleh pihak berwenang," tutupnya.

https://surabaya.kompas.com/read/2025/07/22/215826878/17-rekomendasi-knkt-terkait-tragedi-kmp-tunu-pratama-jaya

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com