Salin Artikel

Korban Dugaan Penipuan Tanah Kavling Bisri Bertambah, Adukan ke Cak Ji Minta Mediasi Ulang

Pada Selasa (22/7/2025), sekitar 10 korban baru mendatangi Rumah Aspirasi untuk mengadukan nasib mereka kepada Wakil Wali Kota Surabaya, Armuji.

Para korban pertama kali mengetahui masalah penipuan ini melalui media sosial yang dikelola Cak Ji, sapaan akrab Armuji, yang sempat viral beberapa waktu lalu.

Salah satu korban, Agung, mengungkapkan bahwa ia telah melakukan pembayaran penuh untuk pembelian tanah kavling dan sudah menempuh tahap I.

“Kami sama-sama melapor ingin minta keadilan. Mungkin rekan-rekan lainnya juga melakukan pelunasan dan memberikan uang kepada Bisri, tapi tanahnya tidak ada,” ujar Agung.

Korban lainnya, Dian, telah melaporkan kasus ini ke Polrestabes Surabaya, namun hasilnya nihil.

Ia menceritakan bahwa seminggu sebelum Cak Ji melakukan sidak, Bisri mendatanginya dan berjanji akan memberikan ganti rugi dengan menawarkan tanah kavling lain di Krian, Sidoarjo.

“Akhir bulan kemarin dia janji mau mencicil. Bulan kemarin dia buka tanah baru lagi di daerah Krian itu sempat diobrolkan seminggu sebelum video Bapak,” ungkap Dian.

Dian juga menambahkan bahwa mantan istri Bisri, Rodhiyah, yang sempat ditemui Cak Ji, diduga terlibat dalam modus penipuan tersebut.

“Saya ditemani teman papa saya, dia lawyer sewaktu Bisri cerai sama istri pertama, terus nikah dengan istri kedua, cerai lagi, sekarang balik lagi sama istri pertama, Rodhiyah itu,” katanya.

Menanggapi laporan para korban, Cak Ji menegaskan bahwa dalam mediasi terakhir dengan Bisri, pihaknya mengaku hanya bisa memberikan ganti rugi tanah kavling bagi para pembeli tahap V.

“Tanahnya adanya hanya untuk yang tahap V, yang lainnya tidak ada. Bisri tidak memiliki tanah tersebut,” tegas Cak Ji.

Maryam, salah satu korban, mengungkapkan bahwa ia tidak mengetahui tahap pembelian tanahnya karena tidak ada yang tertulis dalam perjanjian.

“Kalau saya ini bahkan di perjanjiannya tidak ada tulisannya tahap berapa,” ungkap Maryam.

Selain itu, terungkap bahwa Bisri juga menjual beberapa rumah di depan kediaman pribadinya.

Agus, salah satu korban, mengaku telah membeli satu unit rumah di Medokan Ayu, namun pemilik sebelumnya tidak mau keluar karena Bisri tidak pernah melakukan perjanjian jual-beli dengan pemilik tersebut.

“Saya ini sudah beli rumah di depannya (rumah) Bisri, tapi pemilik sebelumnya bilang kalau dia tidak pernah ada perjanjian jual-beli sama Bisri, sedangkan uang saya sudah lunas,” papar Agus.

Para korban berharap agar Cak Ji dapat mempertemukan mereka kembali dengan Bisri untuk mediasi terkait pertanggungjawabannya.

“Kami harap Cak Ji bisa mempertemukan kami dengan Bisri untuk meminta pertanggungjawaban dari dia itu seperti apa,” ujarnya.

Cak Ji pun berjanji akan memanggil ulang Bisri untuk melakukan mediasi dengan para korban terbaru.

“Nanti tolong dibuatkan grup yang baru saja, kita panggil Bisri lagi,” pungkas Cak Ji.

https://surabaya.kompas.com/read/2025/07/22/132833178/korban-dugaan-penipuan-tanah-kavling-bisri-bertambah-adukan-ke-cak-ji-minta

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com