Salin Artikel

Kisah Ilham Zauri, Sempat Putus Sekolah, Kini Diterima di Sekolah Rakyat SMA Kota Malang

MALANG, KOMPAS.com - Senyum bahagia terpancar dari wajah Fitria (38) saat menunggu adiknya, M. Ilham Zauri (19), memulai hari pertama di Sekolah Rakyat SMA atau SRMA 22 Kota Malang, pada Senin (14/7/2025).

Setelah sempat putus sekolah dan bekerja serabutan, Ilham kini mendapatkan kesempatan kedua untuk menamatkan pendidikannya.

"Dia terlihat sangat semangat dan senang. Sejak kemarin sudah sibuk menyiapkan seragam dan perlengkapan lainnya," ungkap Fitria pada Senin (14/7/2025).

Ilham, warga Ciptomulyo, Kota Malang ini merupakan anak keempat yang telah menjadi yatim piatu. Seharusnya, ia lulus SMA dua tahun lalu. Namun, keadaan memaksanya berhenti sekolah dan bekerja, mulai dari kuli angkut di toko sembako hingga pencuci piring di restoran.

"Dia ini lulusan SMP MTs Mualimin di Mergosono, pernah sekolah SMA tapi enggak lulus. Seharusnya dua tahun lalu lulusnya, jadi kerja, pernah ikut di toko sembako jadi angkat-angkat, pernah ikut restoran satu bulan cuci piring, kadang jadi relawan kebencanaan," ungkap Fitria.

Kesempatan emas datang ketika pihak kelurahan menawarkan program sekolah gratis dari pemerintah. Tanpa ragu, Ilham menyambut tawaran tersebut.

"Ini rezeki bagi adik saya," ujar Fitria.

Ia pun menaruh harapan besar agar adiknya dapat menyelesaikan sekolah dan meraih pekerjaan yang lebih baik di masa depan.

"Harapannya semoga adik saya ini berhasil kegiatannya di sini, bisa melanjutkan pekerjaan yang diinginkan, yang lebih baik," katanya.

Sementara itu, Kepala SRMA 22 Kota Malang, Rahmah Dwi Norwita Imtihana, menjelaskan bahwa tahun ini sekolahnya menerima total 75 siswa yang terbagi dalam tiga kelas. Para siswa tersebut tidak hanya berasal dari Kota Malang, tetapi 18 di antaranya datang dari Kabupaten Malang.

"Hari ini adalah pembukaan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) sekaligus pelaksanaan pemeriksaan kesehatan gratis oleh puskesmas," jelas Rahmah.

Ia menambahkan, seluruh siswa baru telah menjalani tes kesehatan dan hasilnya dinyatakan sehat. Dengan demikian, ke-75 siswa tersebut bisa langsung menempati asrama yang telah disediakan.

SRMA 22 Kota Malang didukung oleh 17 guru dan staf pendukung lainnya, termasuk wali asuh.

Wali asuh memiliki peran khusus layaknya konselor yang bisa melakukan pendampingan hingga ke rumah siswa. Setiap wali asuh akan mendampingi sepuluh siswa untuk memastikan perkembangan mereka secara personal.

Sekolah ini dilengkapi berbagai fasilitas penunjang, seperti asrama putra dan putri, tiga ruang kelas, laboratorium komputer dan IPA, lapangan, aula, hingga ruang konseling untuk memastikan kegiatan belajar mengajar berjalan optimal.

https://surabaya.kompas.com/read/2025/07/14/151444178/kisah-ilham-zauri-sempat-putus-sekolah-kini-diterima-di-sekolah-rakyat-sma

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com