Salin Artikel

13 Jukir Liar di Jalan Tunjungan Surabaya Ditangkap

SURABAYA, KOMPAS.com - Sebanyak 13 juru parkir (jukir) liar di sepanjang Jalan Tunjungan, Kecamatan Genteng, Surabaya, ditangkap.

Sebab, para pelaku menggunakan lokasi resmi untuk dimanfaatkan secara ilegal.

Plt Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Surabaya, Trio Wahyu Bowo, mengatakan, penangkapan itu dilakukan oleh petugas gabungan dengan aparat kepolisian dan Satpol PP.

"Kami susuri dari sisi utara dan timur (Jalan Tulungagung), tertangkap tangan Samapta Polrestabes Surabaya ada 13 jukir tidak resmi," kata Trio ketika dikonfirmasi, Sabtu (12/7/2025).

Trio menyebut, penyusuran itu dilakukan setelah adanya laporan masyarakat yang merasa terganggu.

Akhirnya, para pelaku tersebut mengaku rompi hasil meminjam dari jukir resmi.

"Mereka menempati parkir resmi dari kami, tetapi jukirnya itu tidak resmi, artinya tidak mendapatkan izin, tidak memiliki kartu anggota yang dikeluarkan Dishub Surabaya," ujarnya.

Selanjutnya, para jukir liar tersebut langsung dibawa untuk dimintai keterangan ke Mapolrestabes Surabaya.

Mereka mendapatkan sanksi dengan tindak pidana ringan (tipiring).

"Dari Satpol PP dan Samapta, sanksinya sudah jelas, kami tindak Tipiring. Kedua kami evaluasi KTA (Kartu Tanda Anggota), kalau ada jukir tidak berbaju sopan, itu bukan jukir kami lagi, itu sudah melanggar," jelasnya.

Diberitakan sebelumnya, ramai di media sosial, seorang pengunjung minimarket merasa dipaksa memberikan uang kepada jukir, sedangkan dia masih berada di dalam mobil dan tidak diberi karcis sebelumnya.

Berdasarkan video yang diunggah akun TikTok @_callmeraf, terlihat perekam yang sedang berada di kursi belakang mobil, tengah dihentikan oleh seorang jukir ketika hendak meninggalkan lokasi.

Perekam meminta agar temannya tidak memberikan uang parkir karena merasa masih berada di dalam mobil.

Akan tetapi, jukir tersebut tetap memintanya kepada pengemudi.

Sedangkan, @_callmeraf menuliskan, peristiwa tersebut terjadi di Jalan Tunjungan, Surabaya, Kamis (10/7/2025).

Ketika itu, mobilnya terparkir di depan minimarket karena menunggu temannya.

"Saat akan beranjak pergi tiba-tiba jukir tersebut meminta biaya parkir, dengan rasa iba kami beri 1.000 rupiah tetapi jukir tersebut menolak dan meminta 5.000 rupiah," tulis @_callmeraf dalam unggahannya.

"Saat kami mintai karcis, memang dia memberi, tetapi bukankah SOP pemberian karcis diberikan saat kendaraan sudah tiba dan bukan di saat akan beranjak pergi? Dan juga untuk Indomaret, kebijakan parkir juga gratis, bukan?" tambahnya.

https://surabaya.kompas.com/read/2025/07/12/202038478/13-jukir-liar-di-jalan-tunjungan-surabaya-ditangkap

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com