Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan P2KB Kabupaten Sumenep, Achmad Syamsuri, mengungkapkan bahwa dari jumlah korban meninggal tersebut, empat di antaranya anak-anak, termasuk tiga balita, sementara sisanya adalah orang dewasa.
Selama periode tersebut, tercatat total 784 kasus DBD di Sumenep. Rinciannya, 349 kasus dialami anak-anak dan 435 kasus lainnya menimpa orang dewasa.
“Itu data kami, Dinas Kesehatan, antara Januari hingga Juni, terhitung 6 bulan,” ujar Syamsuri di Sumenep, Rabu (9/7/2025).
Meskipun angka kematian cukup tinggi, Syamsuri melaporkan bahwa sebagian besar pasien DBD di Sumenep berhasil pulih.
Dinas Kesehatan P2KB mencatat sekitar 777 pasien dinyatakan sembuh.
"Kasus DBD di Sumenep tersebar di berbagai wilayah, namun 5 puskesmas mencatat angka tertinggi," tambahnya.
Puskesmas Kalianget menjadi wilayah dengan kasus terbanyak, mencatat 90 kasus sejak awal tahun hingga Juni 2025.
Puskesmas Ambunten mengikuti dengan 52 kasus, diikuti oleh Puskesmas Pandian yang menangani 49 kasus.
Puskesmas Rubaru dan Dungkek masing-masing mencatat 47 kasus, menempatkan mereka di urutan keempat dan kelima.
"Kami terus mengingatkan warga untuk waspada dan menjaga kebersihan lingkungan," ungkap Syamsuri.
"Langkah fogging, pemeriksaan jentik berkala, serta edukasi masyarakat sudah terus dilakukan untuk mencegah penyebaran DBD," pungkasnya.
https://surabaya.kompas.com/read/2025/07/09/173143178/7-orang-meninggal-akibat-dbd-3-di-antaranya-balita