Salin Artikel

Tak Ada Siswa yang Daftar, Sekolah Rakyat Batal Digelar di Sumenep Tahun Ini

Sebab hingga hari ini belum ada satu pun siswa yang bersedia mengikuti sistem pendidikan berasrama atau boarding school yang ditawarkan.

Ketua Koordinator Kabupaten (Korkab) Program Keluarga Harapan (PKH) Sumenep, Hairullah, mengungkapkan, dari 18.370 anak usia sekolah yang telah diverifikasi, belum ada satu pun yang mendaftar, terutama di jenjang sekolag dasar (SD).

Data tersebut dihimpun dari anak-anak yang masuk dalam kategori desil satu dan dua Data Terpadu Kesejahteraan Sosial Ekstrim Nasional (DTSEN).

"Ini yang susah, sampai hari ini progresnya teman-teman tidak, artinya tidak dapat murid. Itu laporan dari teman-teman (Pendamping PKH)," kata korkab yang akrab disapa Ipong di Sumenep, Rabu (9/7/2025).

"Ada yang sudah sekolah di sekolah terdekat, ada yang belum memutuskan atau masih mempertimbangkan," imbuh dia.

Khusus untuk jenjang Sekolah Dasar (SD), lanjut Ipong, orangtua belum mengizinkan anak-anak mereka mengikuti pendidikan dengan sistem boarding school.

Menurut Hairullah, persiapan program dianggap terlalu singkat.

Pendamping PKH di 27 kecamatan, baik wilayah daratan maupun kepulauan, hanya diberi waktu 5 hari untuk mendata dan memverifikasi calon siswa.

“Kami tidak bisa optimal, waktu sangat terbatas,” tutur Hairullah.

Hal senada disampaikan oleh Baihaqi, Korkab PKH yang lain.

Dia menjelaskan, awalnya usulan dari daerah adalah memfokuskan tahun ini untuk menyiapkan sarana serta lembaga pendidikannya terlebih dahulu.

Namun karena target kuota Sekolah Rakyat di Jawa Timur harus terpenuhi, Sumenep tetap diminta menggelar pembelajaran tahun ini.

"Kenapa kesulitan mendapatkan calon siswa untuk sekolah rakyat, karena memang tidak sesuai dengan skema awal. Skema awal kan pemkab hanya mengajukan untuk pembangunan dan sarana," ungkapnya.

Selain itu, waktu pelaksanaan juga dinilai tidak tepat karena berdekatan dengan jadwal penerimaan siswa baru di sekolah formal.

“Kemudian timingnya juga tidak tepat, saat ini kan sekolah-sekolah sudah membuka pendaftaran siswa baru, dari bulan Juni kemarin, sehingga mereka yang kita sisir itu susah karena sudah daftar itu," jelas dia.

Termasuk upaya pendekatan ke orang tua pun tidak membuahkan hasil karena mereka enggan menarik anak dari sekolah yang sudah dituju.

“Orang tua siswa yang kita lobi, merasa tidak enak ke kepala sekolah dan lain-lain, sehingga kalau ini dipaksakan akan muncul masalah baru, benturan kepentingan dengan sekolah yang ada,” jelasnya.

https://surabaya.kompas.com/read/2025/07/09/130221878/tak-ada-siswa-yang-daftar-sekolah-rakyat-batal-digelar-di-sumenep-tahun-ini

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com