Salin Artikel

Sampang Masuk 5 Besar Jumlah Tertinggi Penderita Kusta di Indonesia

SAMPANG, KOMPAS.com - Jumlah penderita kusta di Kabupaten Sampang, Jawa Timur, masuk lima besar tertinggi di Indonesia.

Hal itu disampaikan Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin dalam kunjungannya ke Sampang pada Selasa (8/7/2025) siang.

Dengan demikian, Kabupaten Sampang menjadi salah satu target kementerian dalam program eliminasi kusta tahun 2030.

Selain Sampang, daerah dengan jumlah penderita kusta tertinggi di Indonesia yaitu Brebes di Jawa Tengah, Tangerang di Banten, Bekasi di Jawa Barat dan Jayapura di Papua.

Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin menyampaikan, Sampang adalah salah satu wilayah penderita kusta tertinggi di Indonesia.

"Sampang kita kunjungi karena salah satu daerah yang kita targetkan untuk eliminasi kusta tahun 2030," katanya.

Dia meminta Kabupaten Sampang serius dalam mendata dan mendeteksi penderita kusta. Sehingga, pertumbuhan penderita kusta tidak bertambah. Pada 2030, kusta harus tereliminasi dan tidak ada lagi di Sampang.

Menurutnya, penderita kusta tidak boleh dijauhi, tapi disebuhkan. Sebab, saat ini obatnya sudah ada dan bisa disembuhkan dalam 6 bulan.

"Penderita tidak boleh dijauhi tapi segera diobati agar segera sembuh," katanya.

Dalam kunjungannya, Menkes bertemu langsung dengan para penderita kusta di Dusun Pancor, Desa Pamolaan, Kecamatan Camplong, Sampang.

Dia datang bersama perwakilan World Health Organization (WHO) Goodwill Ambassador for Leprosy Elimination, Yohei Sasakawa.

Hadir juga dalam kesempatan itu yaitu Bupati Sampang Slamet Junaidi, Wakil Bupati Sampang Ahmad Mahfudz, Kepala Dinas Kesehatan Sampang Dwi Herlinda Lusi Harini dan sejumlah pejabat di Sampang lainnya.

Sementara itu, data penderita kusta di Sampang pada 2023 sebanyak 233 kasus, pada bulan Oktober 2024 sebanyak 164 kasus. Pada Juli 2025, Dinkes Sampang mengklaim sudah turun menjadi 85 kasus.

Bupati Sampang, Slamet Junaidi dalam sambutannya mengatakan, pihaknya menargetkan lebih cepat eliminasi kusta di Sampang.

"Kami targetkan tahun 2029 kusta tuntas di Sampang," katanya.

Pihaknya akan melakukan penanganan maksimal sesuai komitmen dengan Kementerian Kesehatan.

https://surabaya.kompas.com/read/2025/07/08/155235278/sampang-masuk-5-besar-jumlah-tertinggi-penderita-kusta-di-indonesia

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com