Salin Artikel

Depan Armuji, Ratusan Warga Tagih Janji PT Mandiri Land: Sudah Bayar Lunas, Rumah Tak Dibangun

SURABAYA, KOMPAS.com - Wakil Wali Kota Surabaya, Armuji, yang akrab disapa Cak Ji, mengadakan mediasi dengan para korban dugaan penipuan rumah yang dilakukan PT Mandiri Land Prosperous.

Mediasi ini dilakukan setelah salah seorang korban, Aswasuti, melaporkan bahwa ia telah membeli rumah pada 2021 dan telah melunasi pembayaran, namun unit rumahnya belum diselesaikan dan terkesan mangkrak.

“Bahkan ada beberapa unit yang sebenarnya sudah dibeli sama orang, malah dijual kembali ke pihak lain. Itu parahnya. Korbannya saya kumpulkan sampai ratusan, ada warga Surabaya sama Sidoarjo,” ungkap Aswasuti.

Melalui unggahan di akun resmi YouTube pada Kamis (3/7/2025), Cak Ji melakukan inspeksi mendadak ke kantor PT Mandiri Land Prosperous pada 25 Juni 2025.

Ia menjelaskan, sebagian besar korban telah membayar lunas rumah. Namun hingga lebih dari lima tahun, mereka belum menerima obyek rumah sesuai perjanjian.

“Beredar juga suatu brosur di mana uang muka hanya Rp10 juta dengan cicilan Rp 2,5 juta selama 10 bulan sudah bisa menerima kunci rumah, tetapi sampai sekarang mereka belum mendapatkan hak-haknya,” jelas Cak Ji.

Kuasa hukum PT Mandiri Land Prosperous, Syarif mengungkapkan, salah satu lokasi pembangunan rumah di Jalan Graha Cemandi Residence, Kecamatan Sedati, Sidoarjo, telah dialihkan ke perusahaan lain pada 2023.

“Sebelum dialihkan, sempat diadakan rembuk dengan para pengguna, dan saya kebetulan hadir rapat untuk menyaksikan. Di situ ditawari tiga opsi, yaitu pengembalian, relokasi, dan ada yang melapor ke Polda,” jelas Syarif.

Ia menambahkan bahwa untuk pihak yang menyetujui pengembalian uang, prosesnya masih berjalan secara bertahap karena tidak dapat dibayarkan sekaligus.

Syarif juga mengaku tidak mengetahui perkembangan lokasi pembangunan di Juanda Residence dan Damarsih, Buduran, Sidoarjo, dan akan segera mengonfirmasinya kepada pihak perusahaan.

Salah seorang korban menekankan bahwa mereka ingin pembangunan segera diselesaikan, sementara beberapa lainnya meminta pengembalian uang.

“Saya sudah lunas dari lima tahun yang lalu, saya tidak mau menunggu lagi. Kalau bisa bulan depan sudah selesai,” pinta salah satu korban.

Syarif menjelaskan bahwa perusahaan saat ini mengalami kesulitan keuangan akibat masalah utang-piutang.

“Karena perusahaan masih punya piutang juga, makanya dari aset-aset yang dipunya ini mau dijual untuk menyelesaikan permasalahan ini. Namun, sampai sekarang kendalanya di penjualan itu,” tuturnya.

Ia juga menyampaikan bahwa kasus pembangunan rumah di Jalan Graha Cemandi Residence saat ini tengah diproses di pengadilan Sidoarjo, dengan putusan yang dijadwalkan pada 22 Juli 2025.

“Dalam konteks ini, akan dinilai apakah pimpinan perusahaan tidak menyetorkan uang ke rekening yang sesuai dengan tanggal cek. Jika memang ada pelanggaran hukum, maka konsekuensi hukum akan diterapkan,” imbuhnya.

Namun, Ani, salah satu korban, menegaskan bahwa selama ini para korban hanya diberikan pernyataan terkait perjanjian pengembalian uang, tetapi tidak pernah dilaksanakan.

“Saya khawatir, maksud saya uangnya langsung dibayar, jangan hanya omong-omong. Sudah sering kami diberikan surat perjanjian, tapi buktinya tidak ada pembayaran,” tegas Ani.

Setelah mediasi yang cukup panjang, Cak Ji menyarankan agar Syarif mendata semua kerugian korban secara lengkap dan mengelompokkan korban yang ingin pengembalian uang serta yang ingin melanjutkan pembangunan rumah.

Ia juga meminta agar Syarif mempertemukan para korban dengan pemilik PT Mandiri Land Prosperous, Yusuf, dalam mediasi berikutnya.

“Wis enggak usah dowo-dowo (sudah tidak perlu panjang-panjang). Harapan saya, Pak Syarif dalam waktu dekat bisa mempertemukan Pak Yusuf dengan korban ini. Kita akan undang ke kantor saya supaya warga ini ada kejelasan,” ucap Cak Ji.

Cak Ji juga berharap agar Pengadilan Sidoarjo dapat memberikan keputusan yang adil terhadap para korban.

“Kita berharap agar Pengadilan Sidoarjo mendengarkan nasib warga saya ini. Warga Surabaya yang berperkara di Pengadilan Sidoarjo, tolong putuskan sesuai dengan hati nurani,” pungkasnya.

https://surabaya.kompas.com/read/2025/07/05/132258078/depan-armuji-ratusan-warga-tagih-janji-pt-mandiri-land-sudah-bayar-lunas

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com