Seorang pria terlihat duduk bersisian dengan seorang wanita, tanpa kuasa menghentikan air matanya.
Keduanya duduk di trotoar dekat kendaraan-kendaraan besar yang tengah terparkir. "Anakku," kata pria tersebut singkat, kepada seorang anggota polisi datang mendekat.
Petugas tersebut lalu mengajak mereka berdua masuk ke area Kantor ASDP Indonesia Ferry Cabang Ketapang.
Pria dan wanita itu adalah keluarga dari salah satu kru kapal KMP Tunu Pratama Jaya.
Mereka datang ke Pelabuhan Ketapang setelah mendapat informasi bahwa kapal tempat anaknya bekerja tenggelam, pada Rabu (2/7/2025) tengah malam.
Hingga berita ini ditayangkan, pencarian para korban masih terus berlangsung.
Selain dua orang itu, ada juga Bagus, warga Jember yang mencari seorang sopir truk. Bagus adalah pemilik truk sekaligus bos dari sopir yang diduga menjadi penumpang kapal.
Menurut Bagus, ada tiga truknya yang melintas dari Jawa ke Bali pada malam itu. Dua truk telah mendarat dengan aman di Bali. Sementara satu truk lainnya tak ada kabarnya.
"Sopirnya saya telepon sejak jam 12 malam, tidak aktif HP-nya. Saya tidak tahu naik kapal apa. Khawatirnya kapal (yang tenggelam) ini," imbuh dia.
Bagus berharap, sopirnya bukanlah penumpang KMP Tunu Pratama Jaya yang tenggelam. Ia pun memilih bertahan di pelabuhan sembari menunggu kepastian tentang sopirnya.
Diberitakan sebelumnya, KMP Tunu Pratama Jaya tenggelam di Selat Bali, Rabu (2/7/2025) malam.
Kapal tenggelam sekitar pukul 23.35 WIB. Namun hingga kini belum ada informasi resmi mengenai penyebab tenggelamnya kapal tersebut.
Sebelumnya diberitakan, kapal tersebut mengangkut 53 penumpang dan 12 kru. Artinya, terdapat 65 orang di dalam kapal tersebut, selain 22 unit kendaraan.
https://surabaya.kompas.com/read/2025/07/03/063124278/kmp-tunu-pratama-jaya-tenggelam-di-selat-bali-keluarga-korban-datangi