Salin Artikel

Keluarga Tolak Tawaran Ipda Purnomo untuk Kembalikan Nasikah ke Griya Lansia Malang

SURABAYA, KOMPAS.com - Anggota Polres Lamongan, Ipda Purnomo sempat mendatangi tempat tinggal Nasikah di Jalan Mulyorejo Tengah, Surabaya, Jawa Timur, pada Sabtu (28/6/2025).

Kedatangan anggota polisi yang kerap membantu orang telantar dan ODGJ tersebut untuk memastikan kondisi Nasikah setelah sempat viral karena dititipkan di Griya Lansia Malang.

Kisah Fitriya bersama saudaranya, Sri Rahayu (42) yang mengantar ibunya, Nasikah (74) ke Griya Lansia Husnul Khatimah Malang viral usai diunggah Ketua Yayasan Griya Lansia, Arief Camra ke media sosial.

“Tujuannya gini, ini kan sudah terjadi masalah. Namun masyarakat itu kan tahunya di saat anaknya menitipkan,” kata Purnomo saat dihubungi awak media, Senin (30/6/2025).

Menurut Purnomo, pihak keluarga menitipkan Nasikah karena kebingungan untuk merawatnya.

Nasikah yang sudah berusia 74 tahun sering merangkak keluar rumah saat anaknya bekerja. Kemudian, tidak ada rumah yang leluasa karena Nasikah sebelumnya tinggal di rumah Fitriya yang berukuran 4x4 meter. Rumah itu dihuni oleh lima orang.

Keluarga sebelumnya berencana menitipkan Nasikah ke Rumah Dinas Sosial Pemprov Jatim, namun tidak bisa karena bukan tergolong orang telantar.

Akhirnya, keluarga menitipkan Nasikah ke Griya Lansia Malang. Namun, langkah keluarga, terutama Fitriya dan Sri Rahayu yang menitipkan ibunya ke Griya Lansia mendapat sorotan negatif karena dituding membuang.

“Tapi karena ya saking bingungnya akhirnya dititipkan lah ibunya. Nah, setelah dititipkan ini pulang karena viral,” ungkap Purnomo.

Purnomo mengaku kasihan kepada keluarga Nasikah saat melihat kondisinya. Dia yang mengenal Arief Camra, lantas menawarkan bantuan.

Ipda Purnomo menawarkan bantuan untuk kembali menitipkan Nasikah ke Griya Lansia dan seluruh biaya penitipan ditanggung oleh Purnomo. Sebab, sebelumnya keluarga Nasikah menitipkan secara gratis.

Namun, pihak keluarga menolak menitipkan lagi Nasikah ke Griya Lansia Malang dengan alasan jaraknya terlalu jauh dari Surabaya.

“Adiknya ibu yang dibuang ini ngomong ke saya, 'Pak Pur, enggak usah ditaruh di sana karena kejauhan'. Saya bilang, 'Loh, kenapa enggak ditaruh di sana?',” terangnya.

Menurut penuturan keluarga yang disampaikan kepada Purnomo, keluarga Nasikah akan menyewa kos untuk tempat tinggal nenek 74 itu di kawasan Babatan, Surabaya.

"Yang bayar kosnya keluarga besar. Keluarga besarnya mereka. Terus untuk yang ngerawat ini keponakannya dari ibu ini. Terus yang biaya makan, kebutuhan hari-hari itu dua anaknya itu,” pungkasnya.

Kini, Nasikah kembali ke kos lamanya yang berada di kawasan Babatan, Surabaya. Keluarga besarnya pun merawatnya secara bergantian dalam sehari karena harus bekerja dan merawat keluarga yang lain.

Sementara itu, hingga berita ini ditayangkan, Arief Camra belum membalas pesan yang dikirim oleh tim Kompas.com.

https://surabaya.kompas.com/read/2025/07/01/081403878/keluarga-tolak-tawaran-ipda-purnomo-untuk-kembalikan-nasikah-ke-griya

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com