Salin Artikel

Final Futsal Porprov Jatim Antara Kota Malang vs Surabaya Ricuh, Pertandingan Ditunda

Laga seharusnya menjadi penutup penuh gengsi yang berlangsung di Graha Polinema, Kota Malang, Jumat (27/6/2025) sore, justru harus dihentikan saat babak kedua masih menyisakan delapan menit lebih.

Duel dua tim kuat ini sejak awal berlangsung panas. Kota Malang yang bertindak sebagai tuan rumah justru mendapat tekanan hebat dari lawannya.

Surabaya menutup babak pertama dengan keunggulan 1-0 dan terus mendominasi di babak kedua hingga menggandakan skor menjadi 2-0.

Sementara itu, segala upaya tim Malang untuk mengejar ketertinggalan selalu menemui jalan buntu.

Situasi kian memanas saat sorak-sorai penonton berubah menjadi yel-yel bernada negatif, bukan hanya untuk tim lawan, tetapi juga mengarah pada Persebaya dan suporternya.

Meski yang berlaga adalah tim futsal Surabaya, sentimen itu ikut terbawa ke dalam atmosfer pertandingan.

Ketegangan di dalam dan luar lapangan akhirnya meledak saat pertandingan memasuki menit ke-28 babak kedua. Sisa waktu 11 menit 27 detik, pertandingan pertama kali dihentikan.

Penonton mulai melempar botol air mineral ke arah lapangan, sementara beberapa orang yang mengenakan baju bebas dan atribut kontingen Kota Malang masuk ke dalam lapangan dan memprotes keras keputusan wasit.

Setelah sempat dihentikan selama 15 menit, pertandingan kembali dilanjutkan. Namun, tensi tidak mereda.

Bahkan, setiap benturan di lapangan langsung disambut sorakan dan cemoohan dari tribun. Saat waktu tersisa 8 menit 33 detik, laga kembali terhenti. Kali ini karena benturan antarpemain yang memicu reaksi lebih keras dari penonton.

Botol dan gelas kembali beterbangan ke arah lapangan.

Sejumlah orang berjaket kontingen Kota Malang kembali masuk ke arena dan menjadikan wasit sebagai sasaran kemarahan.

Keamanan pun semakin tidak terkendali. Pemain Surabaya terpaksa dievakuasi ke area aman dengan pengawalan ketat dari pihak keamanan, termasuk polisi, Satpol PP, dan petugas steward.

Sementara tim Kota Malang masih berada di lapangan.

Situasi yang semakin tak terkendali membuat pertandingan akhirnya dihentikan selama lebih dari 20 menit. Keputusan resmi pun diambil, pertandingan ditunda hingga batas waktu yang belum ditentukan.

"Alasan utamanya tentu keamanan. Ketika dilanjutkan nanti pasti tanpa penonton. Terkait kapan dilanjutkan, saat ini saya belum bisa menjawab," ujar Ikhwan, dari panitia lokal (LOC) cabang olahraga futsal Porprov IX/2025.

Sementara itu, Ketua Asosiasi Futsal Provinsi (AFP) Jatim, Arief Anton Sujarwo menegaskan bahwa keputusan penundaan sudah sesuai regulasi.

"Berdasarkan regulasi, jika ada kericuhan maka pertandingan harus dihentikan selama 2x10 menit. Kami sudah menjalani dan situasi masih belum memungkinkan. Akhirnya pertandingan ditunda," jelasnya.

Ia menambahkan, pihaknya segera berkoordinasi dengan Dispora Kota Malang dan KONI Jatim terkait venue dan jadwal baru pertandingan tunda tersebut. Sebab, venue Graha Polinema sudah dijadwalkan digunakan untuk pertandingan ju-jitsu mulai Sabtu (28/6/2025).

"Kami berharap segera ada keputusan agar tim-tim ini tidak menunggu terlalu lama," pungkas Arief Anton Sujarwo.

https://surabaya.kompas.com/read/2025/06/27/211112578/final-futsal-porprov-jatim-antara-kota-malang-vs-surabaya-ricuh

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com