Salin Artikel

Kasus Pajero Tabrak Ruko di Surabaya Akibatkan Kerugian Rp 3 Miliar Berujung Vonis 3 Bulan Penjara tapi Tidak Ditahan

Pengakuan korban menunjukkan bahwa mereka hanya menerima uang jaminan senilai Rp 100 juta, sementara kerugian yang dialami mencapai Rp 3 miliar.

Kecelakaan tersebut terjadi ketika Oei Kie Lay (66), pengemudi mobil Pajero, salah menginjak pedal gas saat hendak parkir, sehingga mobilnya menabrak ruko dan menghancurkan mesin-mesin produksi.

Majelis Hakim Pengadilan Negeri (PN) Surabaya telah memvonis Lay tiga bulan penjara, tanpa perintah penahanan.

Vonis ini lebih ringan dibandingkan tuntutan jaksa yang meminta lima bulan penjara.

Hakim menilai Lay bersikap kooperatif, tidak ditahan selama proses persidangan, dan menunjukkan iktikad baik dengan menyerahkan uang ganti rugi senilai Rp 100 juta serta memperbaiki bangunan yang rusak.

Namun, pemilik CIDO, Adiwena Nalendra, menilai nominal tersebut terlalu kecil dibandingkan kerugian yang dialaminya.

“Memang pada saat kejadian itu Pak Lay langsung memberikan uang Rp 100 juta sebagai komitmen agar tidak kabur, jadi itu di luar perhitungan kerugian Rp 3 miliar,” ujar Adiwena kepada Kompas.com, Rabu (25/6/2025).

Adiwena juga mengungkapkan bahwa sehari sebelum putusan pengadilan, Lay sempat menawarkan uang ganti rugi senilai Rp 250 juta, namun tawaran tersebut ditolak.

“Waktu itu pengacara menyarankan untuk menolak karena katanya nanti bisa menggugurkan pidananya, kasusnya bakal langsung ditutup,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa sebelumnya Lay sangat sulit diajak bermediasi dan berkomunikasi.

“Sampai hakimnya bilang, ‘Bapak itu harus komunikasi dengan korban'. Karena setiap kali saya chat, orangnya tidak pernah balas,” ungkapnya.

Tim kuasa hukum korban, Rudy Harry Wijaya, mengungkapkan bahwa kerugian yang dialami mencapai Rp 3 miliar, meliputi sejumlah mesin utama seperti Heidelberg Ricoh Pro C7100, Trotec Seppedy 100, dua mesin cutting, komputer, dan perangkat produksi lainnya.

Rudy menyatakan bahwa uang ganti rugi yang diberikan tidak sebanding dengan kerugian yang dialami.

“Dengan kerugian sekitar Rp 3 miliar, ganti rugi Rp 100 juta itu tidak worth it. Itu hanya untuk perbaikan fisik bangunan saja, sedangkan mesin-mesin yang hancur dan tidak bisa dipakai sama sekali belum diganti,” sebutnya.

Rudy juga berencana mengajukan gugatan perdata terkait kerugian yang dialami.

“Kami masih menunggu tindak lanjut dan diskusi bersama tim, tapi ke depannya memang ada rencana untuk menggugat secara perdata karena terkait kerugian ini sama sekali tidak ada ganti rugi,” ucapnya.

Sementara itu, anak terdakwa, Bryan Immanuel, menerangkan bahwa pihaknya telah mencoba menawarkan uang ganti rugi sebanyak dua kali, namun semuanya ditolak.

“Pada saat pertama, kami menawarkan Rp 100 juta untuk menambah biaya ganti rugi, namun ditolak oleh CIDO. Kemudian, kami menawarkan tambahan ganti rugi Rp 250 juta, tetapi tetap ditolak,” ujarnya.

Bryan menambahkan bahwa alasan penolakan tersebut adalah karena Adiwena menginginkan ganti rugi senilai Rp 3 miliar.

“Pihaknya tidak bisa menerima uang ganti rugi itu karena menginginkan Rp 3 miliar,” pungkasnya.

https://surabaya.kompas.com/read/2025/06/25/162423378/kasus-pajero-tabrak-ruko-di-surabaya-akibatkan-kerugian-rp-3-miliar

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com